Kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Penerapan Lubang Resapan Biopori Berkompos” dihadiri oleh Sugeng Prijono dan Lenny Sri Nopiani sebagai perwakilan dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Eko Hadi Prayitno mewakili Petugas Penyuluh Pertanian Kecamatan Sumbermanjing Wetan, mahasiswa, dan petani. Pemilihan Sumbermanjing Wetan sebagai lokasi pengabdian dikarenakan daerah tersebut merupakan salah satu sentra penghasil kopi di Kabupaten Malang dan dikenal sebagai kawasan kopi Amstirdam (singkatan dari Kecamatan Ampelgading, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo, dan Dampit).
Biopori sendiri merupakan lubang silindris yang dibuat secara vertikal di dalam tanah dengan menggunakan pipa paralon yang telah dilubangi, yang kemudian pada lubang tersebut dimasukkan kompos ataupun sampah organik. Idealnya, pembuatan biopori dilakukan di bagian luar tajuk tanaman kopi dan pada satu tanaman diterapkan minimal 2 lubang biopori.
“Penerapan biopori dapat meningkatkan resapan air hujan dan bahan organik tanah sehingga berdampak terhadap peningkatan kualitas tanah. Disamping itu dengan penerapan lubang resapan biopori berkompos diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pupuk kimia,” ujar Sugeng Prijono, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dalam sambutannya.
Disampaikan juga bahwa berdasarkan penelitian sebelumnya, penerapan biopori pada lahan kopi dapat meningkatkan unsur hara tanah, mengurangi pemadatan tanah dan meningkatkan produksi kopi. Sehingga lubang resapan biopori berkompos cukup efektif apabila diterapkan di kebun kopi.
Kegiatan berlangsung dengan baik dan mendapat respon positif dari petani setempat. Harapannya program tersebut dapat berlanjut dan dapat diaplikasikan oleh petani setempat. (afh)