LITERASI I JATIMSATUNEWS.COM: Berbeda dari pesta umumnya yang penuh sajian hiburan dan kuliner, pesta penulis kali ini penuh dengan sajian kata-kata. Baik yang tertuang dalam buku maupun yang dibacakan, Minggu 24/7/2022.
Para penulis, jurnalis juga peminat menulis, berkumpul gembira di halaman Perpustakaan Kota Malang. Seolah benar ada perhelatan pesta di sana. Dari berbagai usia. Mulai usia 10 hingga di atas 50.
Membincangkan buku karya masing-masing acara diawali dengan pembahasan menulis dongeng. Nara sumber Nazilatul Miladiyah asal Tajinan membawa karyanya berjudul si Lonceng Biru terbitan Intrans Publishing.
"Buku ini penuh dengan warna karena sasaran adalah anak-anak pra sekolah. Terbit karena saya memenangkan lomba penulisan HIMPAUDI," cetus Nazilatul seraya membacakan Sinopsis.
Dilanjutkan Lilik Fatimah Az Zahra yang pernah menulis novel anak. Menceritakan kisah anak terinspirasi siswa yang banyak mengikuti bimbel di rumahnya.
"Dari keseharian merekalah saya tahu karakter anak masa kini lalu menulis sesuai imajinasi berdasarkan observasi terhadap mereka," papar penulis peraih people choice Kompasiana itu.
Dihiasi pembacaan dongeng Si Lonceng Biru oleh peserta mahasiswa Akademi Gizi dan puisi karya Lilik oleh Shanti, Ketua Komalku Pasuruan acara berlanjut makin seru dengan menampilkan 5 anak SD.
Mereka adalah penulis Antologi berjudul Senarai Cerita Liburan terbitan Zahra Publusher. Di bawah asuhan Ustadzah Louis Ifka ke 5 anak SD Muhammadiyah 9 itu percaya diri menceritakan apa yang ditulis.
"Selama libur kami memberi tugas daring. Mengumpulkan foto dengan aplikasi Canva dengan cerita selama mereka berlibur," cetus sang guru menceritakan proses menulis seraya menyebut salah satu siswa yang ikut berkarya merupakan ABK.
Berikut adalah penampilan penulis remaja asal kota Blitar saat menempuh pendidikan di MTsN 2 Blitar bernama Najma. Datang bersama guru, Najma yang sangat pendiam mengaku tiap kenaikan kelas menerbitkan satu novel.
"Ada 3 novel solo yang saya hasilkan, dan banyak buku antologi," cetus Najma.
"Najma memang berbeda, ketika kelas satu dia datang sendiri menghampiri saya, berkata, bu saya mau nulis," kisah guru Bahasa Indonesia Enik Rumiyati.
Mendapat apresiasi dari penulis Dear Mantan Retno yang merupakan guru BK.
"Anak-anak ini menjadi luar biasa karena dibimbing dengan hati," tutur perempuan yang kerap dipanggil bu Retno ini.
Tak cukup berbincang dengan penulis, para jurnalis juga ikut hadir. Hariani dari Malang Pagi, Pipit Anggraeni dari penerbit Intrans dan koran online Malang Times, Abdi Purnomo atau Abel dari Tempo yang hadir bersama komunitas Gubuk Tulis serta Anis Hidayatie, Pemred Jatim Satu News sekaligus Ketua Komalku, Komunitas Menulis Buku Indonesia. Membahas perlu tidaknya buku dibranding media. Mereka sepakat bahwa hal tersebut penting dilakukan.
"Boleh lewat media sosial seperti Tik Tok, lewat Blog juga lewat media mainstream," papar Hariani, wartawan sekaligus petgugas di pemakaman Sukun.
"Bikin Blog, untuk menyimpan karya agar tak hilang dan tak mudah diplagiat orang," papar satu-satunya lelaki yang duduk di antara narasumber.
Berlangsung hingga pukul 13.00 acara yang diramaikan dengan bazaar dan aneka lomba besutan EO Kreasiku Media serta seminar itu dimulai pukul 09.15. Ditutup dengan pemberian kenang-kenangan berupa buku kepada perputakaan kota dari penulis dan penerbit Intrans.
ANS