MALANG I JATIMSATUNEWS.COM: Bertempat di Aula gedung PGRI Kabupaten Malang, kelompok kerja guru pendidikan agama Islam (KKG PAI) Kabupatèn Malang menyelenggarakan kegiatan workshop implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
Hari kedua, Selasa, 05/07/2022, diikuti oleh GPAI 8 kecamatan, yakni Donomulyo, Gedangan, Turen, Sumbermanjing, Ampelgading, Wonosari, Jabung dan Wajak. Acara dihadiri pula oleh pengawas PAI dan Kepala Bidang sekolah dasar (Kabid SD) dinas pendidikan kabupaten Malang.
Acara diawali dengan pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur'an dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dalam sambutan singkatnya, Bahrodin, Ketua KKG PAI Kab Malang menyampaikan ucapan selamat kepada para peserta. Dia berharap seluruh peserta mengikuti kegiatan dengan baik, bisa memahami dan mengimplementasikan materi sehingga akan tercapai tujuan sebagaimana tujuan pendidikan nasional yaitu profil pelajar pancasila.
"Makan siang pakai ikan Nila
Sambil belajar bersuka ria
Mari membangun pelajar Pancasila
Malang berjaya berakhlak mulia," tutup Bahrodin menutup sambutan dengan pantun disambut tepuk tangan peserta.
H. Ahmad Wahid Arif, Kabid SD Dinas Pendidikan Kab Malang menyampaikan apresiasi yang luar biasa atas inisiatif kegiatan secara mandiri workshop oleh KKG PAI dan terima kasih kepada keaktifan para peserta. Dengan workshop IKM ini, Wahid berharap pembelajaran nantinya akan sesuai dengan petunjuk Permendikbud di tahun ajaran baru.
"Guru agama aja sampek ngersulo. Wayahé prei, onok-onok ae KKG iki, workshop IKM barang," tutur Wahid.
Menurut Abah Wahid, begitu biasa dipanggil, yang libur itu hanya siswa. Maka sangat tepat untuk mengisi kekosongan waktu digunakan untuk belajar IKM di masa transisi pengembangan kurikulum Merdeka.
Termasuk perlu sekali pengembangan kegiatan gerakan pramuka sebagai amanat kurikulum ekstra kurikuler wajib. Sebab pramuka arahnya adalah pendidikan Kharakter. Pengembangan karakter merupakan titip berat dari harapan profil pelajar Pancasila. Dengan kharakter yang baik harapannya anak akan mudah dikendalikan di kelas.
Menurut Abah Wahid, peran guru agama Islam sangat luar biasa. Disamping mendapat gaji juga mendapat pahala ilmu yang bermanfaat sampai hari akhir. Namun yang menjadi perhatian, guru agama juga akan dimintai pertanggungjawaban dalam mendidik dan membimbing siswa sampai menjadi anak sholeh yang berakhlaqul karimah.
"Jangan hanya kalau sertifikasi telat, melung-melung. Tapi, bimbingan kepada anak-anak juga harus menjadi perhatian penuh," pinta Kabid yang lulusan Madrasah ini.
Awal tahun pelajaran ini harapannya guru sudah bisa mengimplementasikan. Wahid juga berharap GPAI masuk menjadi guru penggerak. Sebab guru penggerak nantinya bisa diusulkan menjadi kepala sekolah tanpa diklat.
Harapan lain kepada GPAI, segala program pendidikan bisa diikuti dan memiliki dedikasi yang tinggi meningkatkan mutu pendidikan. GPAI juga bisa menjadi suri tauladan yang baik di lembaga. Sebab jika GPAI tidak bisa menjadi tauladan yang baik, sangsi sosial sangat berat baginya. Peran aktif dimasyarakat juga diharapkan.
"Guru agama harus bisa berperan aktif di masyarakat. Guru agama bisa menjadi takmir masjid, pemimpin Tahlil, Modin dan sebagainya," harap Wahid.
GPAI diharapkan juga selalu update informasi terkait apapun di dunia pendidikan agar tidak ketinggalan jaman. Utamanya yang masih muda. Bagi yang menjelang purna tugas diharapkan kinerjanya lebih baik sehingga akhir pekerjaan bisa tuntas dengan sempurna.
"Kalau mati harapannya husnul khotimah, bekerjapun juga harus husnul khotimah dalam tugas," pinta Wahid mengakhiri sambutannya.
Acara dilanjutkan dengan doa dan materi workshop. Kegiatan dipandu oleh pengurus KKG PAI dan tim workshop.
Refan Purba