Haul Mbah Slagah di Pasuruan dipenuhi peziarah pria berkopiah Senin pagi (9/5/22) dengan kerinduan yang dalam, setelah dua tahun absen akibat Covid-19.
PASURUAN I JATIMSATUNEWS.COM: Suasana Senin pagi (9/5/2022) di Panggungrejo, Kota Pasuruan terlihat berbeda. Musala, area makam, bahkan lorong jalan menuju makam Mbah Slagah telah dipenuhi para peziarah pria berkopiah.
Mereka hadir ke Haul Mbah Slagah dengan kerinduan yang mendalam setelah dua tahun tiada agenda haul, karena pandemi Covid-19.
"Saya berterima kasih banyak kepada panitia Haul dan Pemkot Pasuruan karena telah mengizinkan diadakannya Haul Mbah Slagah tahun ini, sebagaimana sebelumnya telah libur karena Covid-19 selama 2 tahun ke belakang," ujar Pak Saikhu, seorang peziarah asal Bendungan, Kecamatan Kraton.
Haul Sayyid Hasan Sanusi, atau yang dipanggil Mbah Slagah diselenggarakan tiap tahun pada 8 Syawal di pemakamannya yang berlokasi di Jln. Pahlawan No. 24 Pekuncen, Panggungrejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur. Letak persisnya di sebelah selatan Stadion Untung Suropati.
Rangkaian Acara Haul dimulai malam, tanggal 7 Syawal atau 8 Mei berupa seni Hadroh Ishari dilanjut pagi hari dengan pembacaan Maulid Diba', Yasin, dan Tahlil di musala.
"Acara mulai tadi malam, ada Hadrah Ishari, dilanjutkan Maulid Diba', Yasin, dan Tahlil di musholla tadi," demikian menurut Isa Khoiri.
Adapun penceramahnya (9/5), ialah Habib Taufiq Bin Abdul Qodir Assegaf. Beliau mengutip hadits Nabi Muhammad SAW, yang poinnya adalah manusia boleh mengejar dunia, namun sekadar apa yang dibutuhkan dalam kehidupan di dunia yang fana ini. Namun, seyogyanya pula untuk mendahulukan urusan akhirat, karena kehidupan akhirat bersifat abadi.
Kemudian, beliau juga menegaskan bahwa bekal yang penting bagi anak adalah ilmu dan akhlak. Hal ini disampaikan pula oleh Pak Saikhu saat merangkum ceramah Habib Taufiq Assegaf.
Tentang Mbah Slagah, beliau bernama asli Hasan Sanusi, putra Sa'ad bin Syakaruddin yang merupakan keturunan dari Sayyid Sholeh Semendi, kakak kandung Sayyidah Khodijah Binti Hasanuddin Bin Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati.
Slagah artinya singa putih, hal itu menjadi julukan baginya, karena saat berhadapan dengan penjajah di masa lalu, sosok beliau bak singa putih yang siap menerkam mangsanya.
Turut hadir perwakilan dari walikota Pasuruan dan memberikan sambutan. Di dalam sambutannya, ia mengungkapkan permohonan maaf atas kekurangannya dan menyampaikan program pemerintah kota yang ingin menjadikan kota Pasuruan sebagai kota madinah.
(Ali)