MALANG I JATIMSATUNEWS.COM: Pantun bertabur pada Halal bi Halal yang diadakan PGRI Gedangan di Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang, 21/05/2022.
Lantunan syahdu Sholawat dari siswa SDN 1 Gedangan mengiringi perhelatan Halal bi Halal (HBH) yang digelar oleh pengurus cabang Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) kecamatan Gedangan.
Bertempat di Aula KPRI Agung, dihadiri keluarga besar PGRI dan Muspika. Dihadiri pula ketua PGRI Kabupaten Malang.
Tasemin Hidayat, Ketua Cabang sekaligus ketua panitia, menyampaikan ucapan terima kasih, permohonan maaf dan beberapa harapan.
"Dengan kegiatan HBH saya berharap bisa menjadi sarana saling memaafkan, memperkokoh hubungan silaturahmi dan kebersamaan."
"Semoga kita bisa mengambil manfaat, barokah dan hikmah dari acara ini," harap Tasemin menutup sambutan.
Sambutan Tukiran, Korwil Dinas Pendidikan terasa ganjil namun nampak kharakternya karena menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil.
"Mugi-mugi barokah umuripun, barokah keluargainipun, lan barokah rejekinipun. Mugi-mugi saget ningkataken Iman lan taqwa," doa dalam sambutannya.
Terkait Lebaran, Korwil Dinas yang domisili di Kecamatan Pagelaran ini banyak menyampaikan pantun. Diantaranya :
Pasar Wage pasar legi
Akeh wong bakul kain
Sugeng Riyadin Idul Fitri
Lepatipun lahir lan batin
Pergi berburu di hutan rimba
Bertemu rusa belang kaki
Bersihkan hati dan jiwa
Di hari yang fitri ini
Burung Nuri burung Dara
Terbang tinggi ke atas awan
Selamat Idul Fitri wahai saudara
Semoga iman bisa ditingkatkan
Beliau juga berpesan :
Dolan marang Raja Ampat
Ora lali mampir Bali
Ojo nganti ninggal shalat
Mergo iku tiang agami
Terkait pendidikan dan hikmah halal bi halal, pantunnya :
Menyang sawah arep macul
Nyambut gawe ingkang becik
Yen pingin pendidikan unggul
Wenehana sarana ingkang apik
Mlaku-mlaku tuku buku
Ora lali tuku bandho
Nasihat guru ayo digugu
Supoyo ora dadi bodho
Demikianlah diantara pantun yang disampaikan sambil disambut tepuk tangan hadirin.
"Hari ini hari Sabtu
Kemarin pasti hari Jum'at.
Saya bangga dengan para guru Hari ini hadir penuh semangat".
Penggalan pantun ini mengawali sambutan Ketua PGRI Kabupaten Malang, Dwi Sucipto. Banyak informasi yang disampaikan tentang kiprah PGRI. Terutama untuk membantu permasalahan para guru. Diantaranya bantuan hukum guru yang mendapat permasalahan, bantuan sosial, kesehatan, hak mengikuti pendidikan profesi (PPG) dan mendapatkan tunjangan profesi. Termasuk solidaritas dana para guru untuk membantu kesejahteraan guru dan donasi korban bencana.
"PGRI adalah organisasi perjuangan. Sampai kapanpun, selama ada guru, maka PGRI akan terus berjuang membela guru," janji Sucipto disambut tepuk tangan hadirin.
Dwi berpesan pada para honorer untuk membentuk forum honorer. Kepada seluruh guru, utamanya yang PNS diharapkan bisa peduli kepada honorer.
" Pohon besar di tanah Gayo. Tidak merampas tanaman kecil, tapi malah melindungi sehingga tumbuh subur dan menghasilkan," lanjut Dwi.
Guru diharapkan juga bisa mengambil hikmah filosofi puasanya ular.
"Naluri ular tidak sama dengan naluri manusia. Ular selalu ingin membalas segala hal yang mengusiknya. Sementara manusia ingin selalu menolong orang lain. Maka, jadilah manusia yang baik yang selalu menolong orang lain dengan ikhlas," pintanya.
Acara dilanjutkan dengan mauidzoh hasanah. Sebagai pembicara KH. Ahmad Zen. Dalam ceramahnya banyak menyinggung Kharakter yang seharusnya dimiliki seorang muslim.
" Hidup hanya sekali harus berarti, harus punya manfaat, " pesannya mengawali mauidzoh.
"Tidak semua orang bisa pandai bersyukur. Sedikit tapi bisa bersyukur lebih baik daripada banyak tapi tidak bisa mensyukurinya," lanjutnya sambil berapi-api.
Pesan pokok kepada semua hadirin, utamanya pada para guru supaya mengajar, meneladankan dan mengaktifkan shalat para siswa.
"Jangan sampai punya murid tidak shalat. Pendidikan apapun yang kita berikan pada siswa, jika meninggalkan shalat maka akan tetap melahirkan generasi yang jelek, yaitu generasi meninggalkan shalat dan menuruti syahwat. Ini yang paling berbahaya," pinta Kyai pengasuh pesantren Yatim ini.
Acara diakhiri dengan doa dan dilanjutkan saling bersalaman dan bermaafan. Selanjutnya ramah tamah bersama.
(Refan Purba)