PASURUAN I JATIMSATUNEWS.COM: Salah seorang kontributor Jatimsatunews, melakukan pemantauan pada Senin, (25/4/22) WIB, terhadap keadaan selokan kawasan pemukiman padat penduduk di Trajeng, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan.
Saluran air yang juga disebut warga sekitar sebagai 'got' tersebut sedang dalam kondisi yang memprihatinkan. Pada beberapa jalur selokan, beberapa tutupnya telah terlepas, dan beberapa bagian lainnya juga mengalami keretakan cukup parah.
Itu mengakibatkan terganggunya kelancaran aktivitas sehari-hari warga setempat juga sanak-saudara mereka yang datang berkunjung. Terlebih lagi, di daerah tersebut baru saja ada warga yang melahirkan putrinya.
Para warga yang memiliki keinginan berlalu-lalang karena ada keperluan seperti hendak ke pasar dan lainnya, banyak yang mengeluh. Hal ini dikarenakan, setiap ingin melintas di area jalan yang terdapat selokan, masih perlu berpegangan pada tembok-tembok rumah warga setempat.
Selain karena rusak, selokan tersebut--yang dibangun sebagai upaya menyalurkan massa air, baik itu dari sisa penggunaan kamar mandi dan/atau dari air hujan--seperti menjadi pemandangan yang tak sedap dipandang.
Air dalam selokan hampir melebihi ambang kedalaman selokannya. Faktor kondisi mampat--meski tidak sedang turun hujan, menjadi penyebabnya.
Hal tersebut juga tidak lepas sejak dari selesainya pembangunan Kantor Kecamatan Panggungrejo Kota Pasuruan. Akibatnya, bau dari selokan tersebut sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.
Kondisi tersebut makin diperparah jika sedang hujan. Para warga seperti mendapat tugas yang tidak mereka harapkan, yakni menguras air yang tergenang di depan rumah lalu membuangnya ke jalan besar.
Berdasarkan kondisi tersebut, mereka sangat berharap kepada pemerintah untuk segera memperhatikan dan memperbaiki saluran pembuangan air di komplek perkampungan Trajeng tersebut.
"Tiap bulan ada petugas dari kelurahan yang mengukur dan mengambil gambar dan (gambar) gotnya. Tapi sampai sekarang belum ada kelanjutan yang membuahkan hasil (dalam hal ini perbaikan)," terang Bu Syafa'ah, salah seorang warga setempat yang tinggal bersama anak-cucu dan bermatapencaharian sebagai penjual bahan makanan mentah, seperti tomat untuk sambal, cabai merah, terong, tahu, minyak goreng, dan lain-lain.
Penulis: Uzlah