NGAWI I JATIMSATUNEWS.COM: Akhir pekan dengan kegiatan menyenangkan dialami oleh-oleh anak-anak usia SD ini. Mereka senang mendapatkan keterampilan dan pengetahuan baru berupa membatik.
Anak-anak kelas 4A dan 4B SDIT Alam Nuris Tempurejo Kedunggudel Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi terlihat senang dan bersemangat mengikuti kegiatan membatik yang dibina oleh Ustadz dan Ustadzah kelas.
Anak-anak itu berkonsentrasi membuat batik cap yang bentuknya diplat dari daun, tumbuhan di sekitaran sekolah. Sebelumnya anak-anak kelas 4A itu telah mendapat perlekapan membatik dari guru pendamping Ustadzah Atik dan guru pembina 4A Ustadz Tsabita. Adapun kelas 4B diajari berkreasi, oleh guru pendamping Ustadzah Ana dan
guru pembina Ustadz Salman.
"Tujuan kami mengajak anak-anak melakukan kreasi membatik adalah memperkenalkan budaya indonesia, yaitu batik. Karena tema 7 semester 2, untuk kelas 4, belajar tentang keragaman budaya di negeriku. Nah batik adalah salah satu ragam budaya Indonesia," tutur Ustadzah Atik pada Sabtu 5/03/2022.
SDIT Alam Nuris 2 Tempurejo memang menggunakan alam sebagai teman mendidik anak didik mereka. Hal ini adalah upaya untuk mewujudkan generasi penerus bangsa dengan visi SIP (Sholeh, Ilmuwan, dan Pemimpin).
Menurut keterangan guru kelas 4 SDIT Alam Nuris 2 Tempurejo, terdapat 3 tipe membatik yang mereka gunakan untuk mengenalkan budaya bangsa Indonesia. Yaitu Batik Ecoprint, dengan bahan kain putih, daun, palu, dan air tawas. Batik Tie Dye Semprot, dengan bahan kaos hitam, daun-daunan, pemutih pakaian, dan plastik untuk alas. Terakhir adalah Batik Jumputan/Tie Dye ikat celup, dengan bahan kain putih, pewarna pakaian, air panas, garam, dan karet gelang.
"InsyaAllah akan ada tutup tema, yang akan menampilkan pameran batik. Jadi hasil batik kreasi anak-anak yang sudah dibuat, akan dipamerkan ketika tutup tema nanti," pungkas guru pendamping kelas 4A dengan binar bahagia.
Acara tutup tema memang menjadi gelaran khusus tiap akhir semester di SDIT Alam Nurul Islam 2 Tempurejo tersebut. Biasanya tiap kelas diminta untuk aksi khusus, dengan kreativitas anak-anak, yang diskenariokan oleh guru kelas.
Oleh: Qoni Makhfudoh