PASURUAN I JATIMSATUNEWS.COM: Akhir pekan, Sabtu 5/3/2022 Candi Gunung Gangsir ramai didatangi pengunjung. Terlihat dari berbagai kalangan, pelajar, budayawan, pun Masya rakat umum. Mereka datang kebanyakan untuk menelusuri jejak berdirinya candi ini.
Nampak, beberapa pelajar asyik menyimak relief bangunan candi Gunung Gangsir sembari foto-foto sebagai dokumentasi pribadi juga tugas pendidikan.
Nama Gunung diambil dari keberadaan bangunan candi ini pada masa lalu yang dilingkupi oleh gunung. Adapun kata gangsir (Jawa: nggangsir) berarti menggali lubang di bawah permukaan tanah.
Menurut keterangan warga sekitar, nama ini muncul saat ada seseorang yang berusaha menggangsir gunung ini untuk mencuri benda-benda berharga di dalam bangunan candi ini. Maka dikenallah bangunan candi ini dengan nama Candi Gunung Gangsir.
Konon Gununggangsir dibangun sebagai penghormatan kepada Nyi Sri Gati, seorang wanita janda baik hati yang berjasa mengajar kan pertanian kepada warga sekitar.
"Kata leluhur desa, dulu ada wanita yang tidak tau asal usulnya tiba tiba mengajarkan cara bertani di sini hingga berhasil," ucap warga setempat.
"Sebelum datanya Nyi Sri Gati, penduduk sini senang mengembara dan makanan utamanya rerumputan, jelasnya.
"Suatu saat, persediaan rerumputan yang menjadi makanan pokok masyarakat menipis. Saat itu datanglah seorang perempuan ini, Nyi Sri Gati," lanjutnya.
"Nyi Sri Gati mengajak para pengembara untuk berdoa, meminta petunjuk kepada Hyang Widi supaya bisa mengatasi kekurangan pangan yang mereka alami. Tak lama kemudian datang serombongan burung sejenis burung gelatik membawa padi-padian, lalu menjatuhkannya di dekat para pengembara. Padi yang jatuh itu kemudian ditanam oleh Nyi Sri Gati," dia melanjutkan cerita nya.
"Setelah beberapa bulan, padi itu pun menua dan di panen oleh Nyi Sri Gati kemudian di olah menjadi nasi, sejak saat itu, masyarakat pengembara hidup dengan bercocok tanam. Mereka menjadikan padi sebagai makanan pokok," tutupnya.
Kajian tentang candi Gunung Gangsir tidak selesai, hingga samapai saat ini belum bisa di jelaskan pasti, candi ini sebagai peninggalan siapa dan di bangun di tahun berapa.
Candi ini tetap terawat dan makin layak menjadi tempat refresing dan wisata edukasi.
"Candi ini layak di perhatikan dan di kembangkan, karena ada potensi menjadi wisata alternatif dan tambahan penghasilan warga sekitar," ungkap petugas setempat. (Ali)