Bincang Kesenjangan, Antara Jalan Tol dan Jalan Desa

Admin JSN
19 Maret 2022 | 10.18 WIB Last Updated 2022-04-08T02:46:37Z
ARTIKEL I JATIMSATUNEWS.COM: Semalam ini, saya berkenan untuk mengikuti kegiatan famili gathering Korwil Dinas Pendidikan Kecamatan Ampelgading. Berangkat sesudah maghrib dan menjelang shubuh sudah sampai di Rest Area Salatiga. 

Sepanjang perjalanan semalam itu, rombongan sempat istirahat di empat tempat.

Pertama, makan malam di warung pinggir jalan, beberapa meter sebelum masuk tol Pakis Malang. 
Kedua, istirahat dan sholat di Rest Area.
Ketiga, buang air dan istirahat di Rest Area.
Keempat, istirahat kisaran satu jam dan shalat Subuh di Rest Area Salatiga.

Lama sekali saya tidak lewat rute jalan ini. Maklum, orang desa yang sangat jarang bepergian jauh. Hanya beberapa kali saja saya melintasinya rute ini. Itupun dulu tidak berhenti di Rest Area. saya melihat perkembangan pesat pembangunan tol dan fasilitas Rest Areanya.

Jalan tol semakin luas dan halus serta nyaman untuk berkendara. Termasuk fasilitas Rest Area tak kalah istimewa. Mulai tempat parkir, pertokoan, warung makan, kamar mandi, toilet dan tempat ibadah, sangat luar biasa. Lahan tempat bangunan sangat luas. Mayoritas bahan bangunan super. Semuanya tergolong mewah dan megah.

Dari pengamatan itu, saya sempat teringat pembangunan di pedesaan. Termasuk kondisi pembangunan di wilayah saya. Terlintas begitu jauhnya perbedaan kwalitas pembangunan antara di area tol dan pedesaan. Perbedaan itu seakan seperti langit dan bumi.

Dalam perjalanan menuju bis setelah shalat Shubuh, saya sempat diskusi dengan salah seorang kepala sekolah. Beliau terbilang seorang yang kritis dan punya pemikiran idealis.

"Fasilitas tol dan Rest Area sangat megah dan mewah, jih Pak?" kataku.

" Ya. Sangat luar biasa," jawab KS itu singkat.

" Seandainya, sebagian digunakan untuk pembangunan di desa, pasti désa akan makmur jih, Pak?" kataku. 

"Ya, pasti," jawab pengurus Takmir masjid itu mantab. 

" Coba kita bandingkan, bangunan tol dan rest areanya dengan kondisi jalan dan fasilitas umum di desa, sangat jauh sekali," kata saya melanjutkan.

"Betul, Pak. Coba amati! Jalan di desa dengan di kota. Apalagi di tol. Fasilitas umum di desa dengan di kota. Apalagi di rest area. Semua rest area bahan-bahan bangunan super. Sama bangunan cor dengan di desa, tapi beda kwalitas. Tempat ibadah didesa, bangun mushola saja masih "tritikan" bantuan sumbangan kesana-kemari," kata KS itu.

" Semua kan uang negara ya, Pak?" tanyaku. 

"Mungkin," jawab dia singkat. 

"Tapi kok beda perlakukan, ya?" tanyaku lagi. 

" Lha ya itu...," jawabnya lagi sambil menggaruk rambut yang mulia memutih. 

Terus, sudah... 
Sampai disitu saja diskusi singkat kami. Kami tidak melanjutkan diskusi. Kami sudah sampai di samping bis. 

Refan Purba
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bincang Kesenjangan, Antara Jalan Tol dan Jalan Desa

Trending Now