SAMPANG I JATIMSATUNEWS.COM: Beberapa desa di Kabupaten Sampang berpotensi untuk menjadi sentra budidaya ikan Bandeng. Seperti Desa Apaan, Ragung, Pengarengan Kecamatan Pengarengan dan ada beberapa Desa di Kecamatan Jrengik Sampang.
Kualitas ikan Bandeng yang dihasilkan dari beberapa tempat diatas tidak dapat diragukan, sebab selain padat, gemuk juga tidak bau tanah, sehingga tidak khawatir jika dibandingkan dengan kualitas Bandeng dari daerah lainnya,
Seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Sampang, Wahyu Prihartono, menurutnya lahan potensi budidaya ikan Bandeng di Sampang juga cukup signifikan, sebab di Kecamatan Pengarengan ada sekitar 5.200 hektar.
Semuanya berpotensi menjadi sentra budidaya ikan baik secara musiman maupun satu tahun penuh.
“Ada beberapa desa di Pengarengan dan Jrengik potensi budidaya ikan Bandeng. Cuma kalau di pengarengan musiman, dan ada beberapa desa di Kecamatan Jrengik itu penuh satu tahun,” tuturnya, Sabtu (5/3/2022).
Lebih lanjut ia menyampaikan, saat ini fokus pada peningkatan SDM masyarakat desa setempat dalam mengolah ikan Bandeng agar lebih bagus.
Sebelumnya juga ada sebagian masyarakat yang sempat dikirim ke Sidoarjo untuk belajar mengolah ikan Bandeng, yakni Bandeng bakar dan presto.
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan tersebut, saat ini sedang ada pelatihan aneka olahan Bandeng di Desa Apaan, dan Desa Apaan itu akan dijadikan embrio, sehingga jadi pusat Bandeng atau kampung Bandeng sesuai potensi desa setempat.
“Kualitas Bandeng di Sampang alami dan tidak kalah dengan kualitas Bandeng di Sidoarjo. Tetapi saat ini kita masih fokus mendidik terlebih dahulu. Jadi, kalau dari tangkel sampai Blega itu umumnya Bebek, maka di Sampang harus mengolah Bandeng,” imbuhnya.
Pelatihan mengolah ikan Bandeng kali ini dibantu oleh pelatih dari Kabupaten Sidoarjo.
“Yang membantu kita dalam memberikan pelatihan selama 3 hari secara gratis itu dari Sidoarjo, dan nanti ada pengenalan Bandeng,” timpalnya.
Sebelum mengolah ikan, masyarakat harus membentuk kelompok terlebih dahulu, dukungan dari masyarakat, tokoh dan kelebun sangat di butuhkan mengingat tidak ada dana dari APBD kabupaten Sampang untuk kegiatan tersebut.
“Kita tidak ada biaya, semuanya masyarakat modal sendiri. Cuma embrionya itu di Desa Apaan Kecamatan Pengarengan yang menjadi sentranya Bandeng, dan itu akan menyambung dengan konsepnya Kampung Belanda,” kata Wahyu.
Fachry