ads H Makhrus

 

Pasang iklan disini

 


Tentang Ritual di Pantai Payaman Jember

Admin JSN
14 Februari 2022 | 10.19 WIB Last Updated 2022-04-08T03:12:17Z

 Pantai Payaman pada hari-hari biasa (Cak Edy) 

JATIMSATUNEWS.COM: Menurut beberapa sumber di sekitar pantai Payaman, keangkeran Makam Mbah Sembujo di Bukit Samboja Pantai Payangan Dusun Watu Ulo Desa Sumberrejo Kecamatan  Ambulu Kabupaten Jember Jawa Timur sudah terkenal sejak lama. 

Lokasi itu juga sering dijadikan tempat Ngalab bLBerkah oleh orang-orang dari  berbagai daerah. Ritual maut yang menewaskan 11 orang dari Padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara, Minggu (13/2/2022) dinihari, semakin meneguhkan keangkerannya. Sebab Pantai Payangan terletak tepat di bawah Bukit Samboja.

Apa yang sebenarnya terjadi? Berikut fakta peristiwa dan Pantai Payangan sebagaimana dirilis media online  metasatu.com

1. 24 Orang

Rombogan berjumlah 24 orang yang berasal dari berbagai kecamatan di Jember seperti Panti, Patrang, Sukorambi, Sumbersari, Ajung dan Jenggawah. Malam itu mereka dijemput menggunakan minibus Elf dengan Nopol DK7526-VF yang berangkat dari Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi,menuju Pantai Kayangan.

2. Padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara

Meski sebagian bukan anggota Padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara pimpinan Hasan, namun mereka sepakat untuk melakukan ritual bersama-sama. Sebelumnya mereka sudah melakukan konsultasi dengan pemimpin padepokan terkait masalah yang tengah dihadapi.   
“Ritual itu dijalankan dengan berbagai tujuan, antara lain untuk menyelesaikan masalah keluarga,  melancarkan usaha, hingga untuk memudahkan mendapat pekerjaan. Kata guru spiritual mereka, masalah-masalah itu bisa diselesaikan secara ritual di Pantai Payangan,” Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo dikutip dari Kompas TV.. 

3. Gelar ritual 

Romboingan tiba di Pantai Payangan sekira pukul 23.00 WIB. Seluruh rombongan, kecuali sopir, segera menggelar ritual di pinggir pantai.  Mereka duduk di atas pasir membaca doa dan mantra yang telah diajarkan oleh guru spiritualnya.

4. Tabur Bunga 

Tepat pukul 00.00, peserta melanjutkan ritual dengan menabur bunga. Setelah itu mereka membentuk dua barisan dan saling bergandengan tangan menuju laut. Acara ritual diakhiri dengan mandi di laut untuk membuang sengkolo atau aura negatif dalam diri peserta ritual.  

5. Digulung Ombak

Namun setelah mereka menceburkan diri ke laut, tiba-tiba datang ombak besar. Seluruh peserta ritual terseret ke tengah laut. 
“Menurut korban selamat, mereka tidak melihat ombak yang dari arah kanan, tiba-tiba datang menerjang. Di sana ada tebing yang halangi pandangan,” tutur Kapolres.

6. 11 Meninggal dunia

Mereka yang berhasil selamat dari gulungan ombak kemudian berteriak meminta tolong. Namun karena kondisinya gelap, Tim  SAR yang dibantu aparat dari Polsek Ambulu, Babinsa dan warga setempat mengalami kesulitan melakukan evakuasi. Malam itu 11 orang dinyatakan.Minggu siang seluruh  korban yang dinyatakan hilang ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa. 

7. Diperiksa Polisi

Polres Jember telah memeriksa 7 saksi termasuk  sopir, korban selamat maupun warga yang menyaksikan kejadian itu untuk dimintai keterangan. Sejauh ini belum ada yang dinyatakan sebagai tersangka.

8. Diperingatkan Juru Kunci

Saladin, juru kunci makam Mbah Sembujo yang ada di Bukit Samboja mengaku sudah melarang ketika rombongan hendak melakukan ritual doi Pantai Kayangan. Saladin beralasan, saat itu ombak sedang besar.
Namun larangan Saladin yang disampaikan saat pimpinan rombongan meminta izin, tidak digubris. Mereka tetap melakukan ritual dan Saladin pergi tidur. Ia terbangun saat mendengar kegaduhan. Saladin ikut membantu evakuasi dan berhasil menarik 3 orang dari pusaran ombak

9. Angker 
 

Pantai Payangan sudah lama terkenal dikenal sebagai tempat wingit. Banyak yang melakukan ritual di tempat itu, terutama di makam Mbah Sembujo. Peristiwa meninggalnya pelaku ritual juga bukan baru kali ini. pada tahun 2020 lalu, S, warga Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember juga meninggal saat sedang melakukan ritual. 

10. Petik Laut

Setiap bulan Suro atau Muhhara diadakan acara  petik laut oleh masyarakat Dusun Watu Ulo sebagai bentul ungkapan rasa  syukur atas hasil laut yang didapat selama 1 tahun dan berharap tahun depan juga mendapat hasil
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tentang Ritual di Pantai Payaman Jember

Trending Now