ads H Makhrus

 

Pasang iklan disini

 


REFLEKSI HARLAH IPNU-68 : MENJADI PELAJAR BERILMU

Admin JSN
24 Februari 2022 | 01.43 WIB Last Updated 2022-04-08T03:12:17Z
Oleh : NUR ALI FARCHAN (Sekretaris PC IPNU Kabupaten Pasuruan)
KOLOM I JATIMSATUNEWS.COM:“Tjita2 daripada Ikatan Peladjar Nahdlatul ’Ulama’ jalah membentuk manusia jang berilmu, tetapi bukan manusia calon kasta elite di dalam masjarakat, Tidak. Kita menginginkan masjarakat jang berilmu. Tetapi jang dekat dengan masjarakat. Oknum jang berbuat karena ilmunya. Dan berilmu tetapi jang mau berbuat dan beramal. Sungguh akan merupakan malapetaka jang amat besar baik negara dipimpin oleh orang-orang jang tidak berilmu. Kita tidak menjandarkan semata-mata kepada kariere, lebih2 kariere dengan kekosongan ilmu dan bekal dalam kepala (Pidato resmi KH.Tholchah Mansoer)”

(Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU) pada Muktamar IV, 1961 di Yogyakarta)

Perjalanan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) mulai tahun 1954 hingga hari ini tidak lepas dari peran KH. Tolchan Mansoer beserta rekan-rekan seperjuangannya dulu, yang begitu banyak melewati sejarah rintangan hinga zaman yang begitu luar biasa.

Mulai berdirinya IPNU hingga hari ini terus konsisten merawat dan menjaga pelajar hingga sampai puncak keberhasilanya. Meskipun dalam perkembangannya IPNU harus bisa beradaptasi dengan pergolakan dan perkembangan zaman yang semakin hari akan terus mengalami perubahan.

Tidak hanya itu, sebagai wujud eksistensi organisasi IPNU dituntut untuk terus melakukan akselerasi dan inovasi dalam menunjang jati diri pelajar dan institusi, dalam kata lain hari ini kita harus melihat dan membaca isu-isu global yang berkembang serta melek teknologi sehingga kader di setiap level mampu bertarung di segala ruang dengan potensi dirinya masing-masing.

Sudah menjadi satu keharusan sebagai manusia dari hari ke hari harus semakin baik dan lebih baik, begitupun dengan IPNU, bukan tidak mungkin ditangan anak muda hari ini IPNU akan menjadi satu golongan yang patut di pertimbangkan dalam urusan pembangunan, gagasan hingga kekuatan masa yang hari ini sudah mencapai jutaan kader seluruh Indonesia. Tetapi itu semua tidak akan menjadi apa-apa jika kader IPNU masih keenakan dan nyaman tanpa gerakan. 

Sudah menjadi rahasia umum, gerakan organisasi hari ini kadang hanya bicara eksistensi organisasi saja tindakan minimalis yakni hanya berusaha sebatas mempertahankan eksistensi IPNU di daerahnya tanpa rencana strategis yang jelas. Ada juga perekayasaan eksistensi hanya ketika perhelatan Konfercab, Konferwil, atau Kongres akan digelar ini cara-cara survival yang masih terus mentradisi. Kondisi seperti itu tentu saja tidak terjadi begitu saja, melainkan sebuah keberlanjutan atau akibat dari rentang proses periode sebelumnya atau kata lain warisan yang terus dilakukan.

Melihat dari pidato yang disampaikan oleh pendiri organisasi maka tujuan IPNU adalah bagaimana kita bisa menjadi benteng dan penerus bangsa yang berilmu, kita juga diharapkan menjadi satu organisasi yang apapun harus berdasarkan ilmu, lalu pertanyaan yang muncul hari ini apakah IPNU sudah sesuai tujuannya?

Seperti yang disampaikan Mas Hakim Jayli (Direktur TV9), di era disrupsi digital hari ini ada 3 hal yang harus kita siapkan, pertama spiritual yang manjadi dasar kita dalam berpijak dan bergerak, kedua creativity yang menjadi bekal kita dalam bergerak dan yang ketiga adalah connectivity yang menjadi jalan dalan gerakan kita. Tanpa menyiapkan ketiga komponen itu saya rasa hari ini tidak akan bisa melakukan akselerasi next level dalam gerakan maupun yang lainnya,

Maka IPNU hari ini harus bisa memberikan bekal ketiga komponen diatas agar mampu melakukan akselerasi di berbagai ruang, baik itu profesional, ruang sosial, ekonomi maupun gagasan untuk peradaban dunia. Sebagai organisasi yang telah bergumul ditengah fase demi fase perubahan bangsa dengan segala turunannya, maka menjadi penting rasanya untuk merefleksikan kembali makna Tujuan IPNU sebagai aras pandu organisasi. Nalar kita hari ini harus tegas, yaitu membangun kesefahaman gerakan dengan tujuan IPNU atau kata lain kolektif action menjadi penting di tengah tuntutan zaman ini. 
Narasi ini kedengarannya sederhana, tetapi jika diselami lebih dalam titik arahnya terletak pada tujuan organisasi yakni menjadi pelajar yang berilmu dan bertanggungjawab atas ilmunya.

Selamat Harlah IPNU ke-68, semoga kita tetap diberikan istiqomah dan mampu meneruskan perjuangan para pendahulu, lahul fatihah..
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • REFLEKSI HARLAH IPNU-68 : MENJADI PELAJAR BERILMU

Trending Now