Mengenal Ibu Darso, Sosok Wanita Pengelola Sampah

16 Februari 2022 | 11.07 WIB Last Updated 2022-04-08T03:12:17Z


 

PASURUAN | Jatimsatunews.com: "Kita ikut andil dalam melindungi bumi, dengan urus sampah," seloroh wanita 3 anak itu.

Sebagai ketua RW di Perumahan Kraton Harmoni, Ibu Darso menggerakkan ibu ibu di wilayah tempat tinggal nya untuk mencintai kebersihan lingkungan. Bukan hanya untuk kesehatan sendiri namun juga agar menjadi solusi penumpukan sampah yang memakan biaya tinggi untuk mengirimkan ke TPA setempat.

Perumahan dengan penduduk lebih dari 435 KK itu tentu menghasilkan sampah yang tidak sedikit.

"Awal menjabat RW, saya di hadapkan dengan tumpukan sampah sekirar 32 Dum truk," dia bercerita.

Ini PR pertama dan utama bagi saya, karena sampah ini menyusahkan banyak  masalah, pencemaran lingkungan dengan bau tak sedap, gangguan pernafasan dengan asap pembakaran setiap hari di TPS, pertambahan jumlah penduduk yang secara otomatis menambah volume sampah, di tambah bea angkut sampah ke TPA milik pemerintah tudak lah murah," ungkapnya.

"Setiap kirim sampah ke TPA milik pemerintah kita membutuhkan biaya yang tidak sedikit, untuk ongkos mobilnya, ongkos tenaga orang nya, juga retribusi di TPA nya, karena buang sampah di TPA itu bayar lo..," dengan lugas dia beberkan permasalahan sampah.

Bu Darsono, dengan pengelolaan sampahnya

Ibu Darso menilai setidaknya ada 3 tujuan yang akan dia kejar, yaitu :

1. Mengurangi pengeluaran bea angkut sampah

2. Mengurangi volume sampah di TPS

3. Menghindari pencemaran udara berupa asap pembakaran ataupun bau tak sedap di lingkungan tempat tinggal nya.

"Alhamdulillah setelah beberapa waktu kita di temukan dengan salah satu pegiat Bank sampah dan sampai saat ini menjadi solusi jitu penangan sampah di tempat kami," jelasnya

"Hasilnya, sejak di mulai regulasi Bank sampah pada bulan april tahun lalu kini volume sampah drastis berkurang, tidak lagi ada polusi udara akibat pembakaran sampah karena sedikit sekali yang perlu di bakar, dan beban keuangan warga untuk iuran sampah juga berkurang malah warga dapat tambahan keuntungan sari penjualan sampah yang sudah di pilah ke team Bank sampah setiap bulan nya," lanjutnya.

"Menggagas kegiatan bank sampah tergolong sulit, karena harus ada petugas yang loyal untuk menjadi pengurus, sebagai penimbang, pencatatan pembukuan, juga bendahara," jelasnya.

"Kita harus semangat, karena apa yang kita lakukan termasuk andil dalam menyelamatkan bumi," demikian Ibu Darso memotivasi warganya untuk ikut andil dalam kegiatan BAnk Sampah

Bank Sampah adalah sistem kelola sampah di mana masyarakat memilah sampah sesuai katagori yang sudah di tetapkan, hasil pilahan nya nanti akan di setorkan kepada petugas penimbang dan di catat hasilnya sebagai tabungan pribadi. Ibu Darso menjelaskan bahwa sampah di bedakan menjadi organik dan non-organik. 

Adapaun organik kita jadikan bahan budidaya magot, hingga selain mengurangi volume sampah juga bermanfaat menjadi lumbung penghasilan baru untuk kas warga. Sedangkan non-organik kita pilah pilah menjadi beberapa jenis sesuai dengan spek pengepul. Sebagian bisa laku di jual sperti plastik, besi, bungkus rokok dll.

Jenis yang tidak bisa di jual seperti plastik bahan perak, kita potong potong menjadi ecobricks dan kita jadikan bahan kerajinan bernilai jual seperti kursi tamu dll.

"Kita RW 11 memiliki motto : Rw 11 menuju minim sampah," sampainya

Motto inilah yang menjadi bahan bakar untuk mereka semua telaten menjalankan kegiatan Bank sampah.

"Saya memiliki keyakinan bahwa semua niat baik pasti ada jalan dan di mudahkan Allah SWT," pungkasnya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mengenal Ibu Darso, Sosok Wanita Pengelola Sampah

Trending Now