PASURUAN I JATIMSATUNEWS.COM: Lorong Licin dan terjal serta rumput liar menjadi pemandangan biasa perjalanan menuju sebuah air terjun. Coban Waru di kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan.
Destinasi air terjun yang menyimpan cerita gaib sedikit mistis. Itu yang dikatakan Ainur warga setempat siang tadi, Sabtu 9/2/2022.
Kepada awak media, Ainur, mengatakan bahwa Waru perlambang cinta.
"Coban Adalah Air terjun dalam Bahasa Jawa, Waru juga berasal dari bahasa jawa yang artinya Hati/lambang cinta," jelas Ainur mengawali kisah.
Di sebutkan bahwa nama Coban waru berasal dari bentuk tampungan air di bawah air terjun yang bentuknya menyerupai Hati. Namun seiring berjalannya waktu bentuk hati itu telah berubah karena lempengan batu padas telah tergerus oleh aliran air.
"Nama ini berasal dari bentuknya, dulu katanya bentuk tampungan air di bawah air terjun menyerupai hati," papar Ainur.
"Konon ada bunyi gamelan di tempat ini setiap kamis legi, Bunyi tersebut jelas terdengar dan berasal dari coban ini namun tidak ada apapun yang bisa di indera," lanjutnya.
Menurut riwayat orang tua di desa ini, di yakini bahwa tempat air terjun di jaga oleh bajul atau buaya putih. Sebuah makhluk metafisik yang konon adalah murid dari nyai roro kidul Pantai Selatan.
"Suatu saat ada kejadian di atas aliran air terjun ini seorang wanita terprosok longsor dan kemudian hanyut di bawa air. Melihat derasnya air dan arus air yang ada masyarakat menilai bahwa korban telah jauh terbawa arus ke bawah di desa lain. Namun keesokan hari setelah kejadian justru wanita korban itu di temukan di dekat coban waru ini," terang Ainur yang hingga kini aktif pula sebagai anggota banser.
"Masyarakat yakin, ini merupakan salah satu campur tangan penunggu Coban Waru yang menghadang atau meletakkan korban di area sini agar mudah di temukan," kata Ainur melanjutkan cerita.
Coban Waru terletak di desa Kayu Kebek kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan.
Desa Kayu kebek sendiri menurut Ainur cukup mistis. Pasalnya desa tersebut dijaga oleh 4 Macan putih gaib.
Macan itu menampakkan diri jika ada kejadian negatif di masyarakat.
"Pernah ada pertengkaran di antara warga dan menyebabkan kegaduhan di tengah masyarakat. Saat itu macan tersebut menampakkan diri, namun menurut orang-orang tua, macan itu menghilang saat mau di pegang oleh warga," tutupnya.
Masyarakat setempat memahami bahwa itu adalah penjaga desa yang mengingatkan warga agar tidak bertengkar dan tetap menjaga ketenangan dan keamanan desa. (Ali)