PASURUAN I JATIMSATUNEWS.COM: Adalah Ketua MWC NU Grati Pasuruan Akhmad Baihaqi Kadmi yang juga ketua FPK, Forum Pembauran Kebangsaan menyampaikan hal tersebut. Tentang 2 tantangan yang dihadapi oleh NU saat ini.
"Yaitu tantangan dari luar dan dari dalam. Tantangan dari luar NU berupa aliran sesat, yaitu aliran yang menyimpang dari ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah. Dan, tantangan dari dalam NU sendiri berupa aliran sesa'at, yaitu kelompok atau orang yang mengaku NU hanya untuk kepentingan sesaat," tuturnya saat memberi sambutan pada acara Istighotsah rutin sekaligus peringatan Harlah ke 99 Nahdlatul Ulama di Masjid Muhajirin desa Karanglo Grati, Jumat 18/2/2022.
Istighosah rutin diadakan tiap hari Jumat Kliwon oleh Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Grati kabupaten Pasuruan. Khusus hari Jumat ini keistimewaan didapat karena diadakan dalam rangka peringatan Harlah ke 99 Nahdlatul Ulama (NU) tahun 1443 H, tanggal 31 Januari.
Berkenaan dengan aliran sesaat, ketua MWC NU Grati yang juga ketua FPK, Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Pasuruan mencontohkan tokoh-tokoh yang mendadak menjadi Banser atau pengurus NU tapi tidak ada kemauan lebih jauh untuk mengurusi NU.
"Mereka hanya memanfaatkan nama besar NU untuk kepentingan pribadi yang bersifat sesaat atau sementara," imbuhnya.
"Semoga NU yang saat ini sudah mendunia dengan banyaknya muslim Timur Tengah yang belajar NU di Indonesia, tidak menjadikan NU terlena. Tapi menjadikannya semakin memperkuat organisasi untuk lebih maju lagi," papar lelaki yang juga akrab dipanggil Gus Amak itu lebih lanjut.
Menurutnya, hal ini sejalan dengan tema yang diusung dalam Istighotsah peringatan Harlah NU ke 99.
"Merawat Jagad, Membangun Peradaban. Bahwa jagad dengan segala kebinekaannya sebagai Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, harus di rawat sebagai satu kesatuan. Sebagaimana tali yang melingkari bumi dalam lambang NU," terang Gus Bay.
Hal lain yang dipaparkan adalah tentang perjalanan panjang NU yang hampir 1 Abad.
"NU mengalami masa yang beragam. Dalam suka duka, namun NU terus melangkah merawat umat dari masa ke masa. NU didirikan orang-orang yang tidak biasa. Beliau-beliau para Waliyullah. Mari mencintai dengan hati yang tak biasa. Cintai NU, rawat NU dengan hati Luar Biasa," papar lelaki yang punya darah Banjar tersebut.
"Meskipun tidak mudah. Di era sosmed, warga NU kerap dibuat bingung dengan hal-hal baru yang kerap mengoreksi, bahkan menyalahkan tradisi Islami di masyarakat," imbuhnya.
Selanjutnya dia juga menjelaskan tentang inti perjuangan NU, dengan jumlah yang terus merangkak naik.
"Intinya NU itu, satu perjuangan kebaikan bisa berlangsung demikian lama, tidak makin redup, justru makin besar. Niscaya memang benar-benar mendapatkan barokah dari Allah Subhanahu Wata ala atas niat baik para pendirinya," paparnya sambil menyebut angka.
"Di era Gus Dur jumlah warga NU diklaim 40 juta, kini sudah ditebak sekitar 90 juta dari 250 juta penduduk Indonesia," lanjut Gus Bay yang juga mendapat sebutan Gus Amak.
Diadakan oleh Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Grati kabupaten Pasuruan acara dihadiri oleh sekitar 150 undangan. Terdiri dari Pengurus MWC NU Grati, Pengurus Lembaga dan Badan Otonom (Banom) NU, Pengurus Ranting NU se kecamatan Grati, alumni Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU), dan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompimcam) Grati.
Dimulai pukul 12.30 WIB dan berakhir pukul 15.30 WIB, acara juga dihadiri Sekcam Grati Didik Subihandoko. Memberi sambutan dengan himbauan agar masyarakat selalu menggunakan masker mengingat ancaman virus Omicron yang cepat menyebar.
Lee/Ans