Penulis: Qoni Makhfudoh
SAPA TOKOH I JATIMSATUNEWS.COM: Sosok Abella Citra patut dijadikan inspirasi anak muda Indonesia. Akibat kegigihannya, dara asal kota Ngawi ini sukses menjadi petani sukses masa kini.
Abel, panggilan dari Abella Citra Prayudisetyo mulai melakukan hidroponik atau bertani menggunakan media tanam air sejak 1,5 tahun yang lalu.
Masih berumur 19 tahun. Abel memulai jadi petani masa kini dengan menanam berbagai macam sayuran di kebun belakang rumahnya. Dusun Sambirobyong RT 4 RW 7 Desa Geneng Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi.
"Sekarang saya juga menanam hidroponik di rumah Magetan," kata Abella Citra pada wartawan Jatimsatunews Rabu (19/1/2022).
Alasan dara kelahiran Magetan, 5 September 2002 ini melakukan pertanian sistem hidroponik adalah karena menilik dari segi kepraktisannya.
"Tidak ribet dan bisa ditinggal-tinggal. Namun yang pasti hasil lebih higienis, fresh, dan sehat," kata sosok yang mengidolakan tokoh bapak teknologi Indonesia Bj Habiebie ini.
Menurut anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Sayudi dan Tina Dewi Setiyowati ini, menjadi petani itu keren. Bahkan bisa tidak berkutat dengan lumpur.
Hal ini karena Abel melihat pertanian di Jepang, yang menanam padi di gedung tinggi atau perkantoran. Tentunya dengan memakai metode hidroponik.
"Awalnya memang susah karena minimnya pengetahuan dan daerah Abel yang sedikit sekali menanam sayur dengan cara ini," kata petani muda yang kini memiliki brand bernama Abella Citra Hydrofarm.
Memulai menjadi petani dengan modal awal 5 juta, yang dia dapatkan dari hasil menulis. Abella Citra pernah diejek bahwa tulisannya adalah sampah.
Tahan bullyan, ternyata Abel membuktikan bahwa dirinya bisa memenangkan event COC Tani di platform Kaskus Forum.
Faktanya Abella Citra bisa menang COC Tani dengan kesungguhannya menulis. Dia mengaku terinspirasi dari petani muda bernama Mas Chim asal Pojok Bringin Ngawi dan melakukan liputan langsung sebelum menulis untuk Event COC Tani tersebut.
"Untuk hidroponik itu menggunakan instalasi berupa bambu, PVC, pompa aquarium, rokwoll, dan netpot," kata alumni SMK Negeri 2 Ngawi jurusan kecantikan ini.
"Awalnya Ayah tidak setuju, karena modal di awal memang sangat banyak. Kalau mau kan bisa langsung nanam di tanah secara konvensional. Tapi, Abel tidak mau," jelas mahasiswi Universitas Soerjo Ngawi prodi Agroteknologi yang memulai hidroponik sejak usia 17 tahun tersebut.
"Banyak yang ikut berperan saat Abel memutuskan menjadi petani. Terutama ibu yang selalu suport dan berusaha memenuhi kebutuhan Abel," kata Abel pada wartawan.
"Namanya belajar pasti ada kendalanya. Apalagi hidroponik harus tau takaran nutrisi atau PPM, pH harus tepat. Juga harus memperhatikan sinar mataharinya," imbuhnya saat ditanya tentang kendala melakukan hidroponik.
Abella Citra kini sudah memiliki pelanggan tetap untuk menjual hasil pertanian hidroponiknya tersebut. Di tengah kesibukannya kuliah dan menjalani profesi sebagai petani.
"Alhamdulillah bisa bagi waktu untuk bertani dan sekolah. Kuliah kebetulan ambil sore. Jadi pagi dibuat untuk berkebun dan jualan," pungkas Abella Citra menjelaskan caranya melakoni profesi sebagai pelajar dan petani sekaligus.***