ads H Makhrus

 

Pasang iklan disini

 


Pengungsi Semeru di Titik Jenuh, Sangat Menanti Huntara

Admin JSN
07 Januari 2022 | 23.57 WIB Last Updated 2022-01-07T23:54:12Z
Supit Urang Semeru kosong, butuh Huntara

LUMAJANG I JATIMSATUNEWS.COM:
Pemandangan indah jelang senja Jumat, 6/1/2022 
di dusun Curahkobokan desa Supit Urang Kabupaten Lumajang menyimpan miris atas tak ada kehidupan lagi diantara rumah-rumah itu. 

Perjalanan Jemy, Kasi intel Kejari Kabupaten Pasuruan yang akan menyampaikan bantuan dari komunitas jaksa-jaksa yang ada di  Minang menampakkan itu semua. Tidak satupun rumah dihuni. Mereka semua sekarang ada di pengungsian.

" 821 pengungsi ada lokasi pengungsi Desa Penanggal. Kebanyakan dari Curahkobokan. Rata -rata rumahnya rusak parah. Tidak mungkin menempati rumah. Mereka butuh rumah. Penantian ini kemungkinan akan berlangsung lama sekitar 3 bulan," jelas Sekdes Penanggal Muhfidun Alamin yang menerima Kasi intel Jemy beserta 2 orang yang menemani. 

Untuk itu dia berharap Huntara yang menurut bupati Lumajang Thoriqul Haq kemarin segera dibangun cepat selesai.

"Sehingga mereka bisa berkumpul lagi sebagaimana layaknya keluarga, ada privasi untuk mereka. Karena saya melihat mereka sudah ada di titik jenuh. Kasihan,"lanjutnya. 

Pengungsi, di titik jenuh. Tak ada privasi
Sambil menunggu huntara, petugas berusaha menyemangati mereka untuk tak pupus harapan.

Ingin punya rumah, ingin kembali beraktifitas, ini diakui oleh Siti Rohani, perempuan di pengungsian yang tinggal dengan 3 orang anggota keluarganya. 

"Saya takut kembali ke rumah lagi," jelasnya, mengenang peristiwa erupsi Semeru 4 Desember 2022 lalu. 

Senada disampaikan pengungsi lain di tempat yang sama, lelaki bernama Hasan juga ingin segera punya rumah.  

"Tidak ada lagi aktifitas bekerja bagi kami, tidak ada kegiatan, Kami ingin punya rumah, semoga tidak ada gini lagi," cetus Pak hasan.

Sementara itu menyinggung bantuan untuk saat ini yang paling banyak dibutuhkan, Sekdes menjawab masih tetap beras, karena dibutuhkan setiap hari. 

"Masing-masing KK dapat beras 5 kg. Per 3 hari atau 5 hari sekali dapat, disalurkan Kasunnya. Untuk distribusi ini kalau beras 5 kg kali 128 KK. Makanya kalau bisa beras disumbangkan yang 5 kg an. Karena memudahkan pembagian. Ada 6 dusun di sini," terang Sekdes kepada Kasi intel Jemy. 

Kasi Intel Jemy, hem lengan panjang
Menanggapi hal ini Jemy mengaku sebetulnya 3 minggu lalu sudah perjalanan menuju Supit Urang untuk memberi bantuan beras dari rekan-rekan jaksa minang juga, akan tetapi balik karena jembatan putus akibat banjir pun hujan deras. Sehingga bantuan dipaketkan. 

"3 minggu lalu kita sudah perjalanan ke Supit urang lewat Malang tapi jalan putus. Beras dipaketkan. Kami tidak berani melanjutkan perjalanan, takutnya bukan kami membantu malah dibantu nanti,"papar Jemy disambut senyum Sekdes. 

" Tidak banyak yang kita bantu mudah-mudahan bermanfaat. Paling tidak bisa meringankan beban," cetus Jemy tentang bantuan yang dibawa pada sekdes.

Selain beras,  bantuan lain yang dibutuhkan  pengungsi menurut Sekdes adalah untuk recovery, misal alat dapur. Untuk pakaian untuk pakaian dan obat-obatan hingga saat ini aman.

Di akhir pertemuan dengan Kasi intel Jemy, Sekdes dan pemerintah desa bencana menyampaikan terima kasih untuk bantuan yang diberikan, khususnya pada komunitas jaksa minang. 

"Bantuan sekecil apapun sangat bermanfaat bagi pengungsi. Mohon doa Huntara segera cepat selesai," cetus Sekdes.


Zainal Khozin



Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pengungsi Semeru di Titik Jenuh, Sangat Menanti Huntara

Trending Now