Monumen Suryo Ngawi, Kisah Telunjuknya Mirip Peristiwa Lubang Buaya

Anis Hidayatie
17 Januari 2022 | 03.47 WIB Last Updated 2022-01-17T04:45:18Z

Penulis : Qoni Makhfudoh 

Telunjuk patung Gubernur Suryo
WISATA I JATIMSATUNEWS.COM: Satu tempat yang kalau ke Ngawi pengunjung wajib tahu. Taman Wisata Monumen Suryo atau Soerjo. Meski hanya monumen, kisah dibalik sarat sejarah yang tak tercatat dalam sejarah nasional. 

Berada sekitar 20 kilometer arah barat dari Kota Ngawi. Terletak di Jalan Raya Ngawi-Solo Kilometer 19, tepatnya di Desa Pelanglor Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Monumen Suryo Ngawi, setidaknya hingga kini,  Senin 17/1/2021 telah menjadi objek wisata berskala nasional yang bernilai sejarah sejak diresmikan oleh Presiden Jokowi pada November 2019 silam. 

Awalnya, Taman Monumen Gubernur Sorjo atau Monumen Suryo ini hanyalah sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang jasa Gubernur pertama Jawa Timur, Raden Mas Tumenggung Aryo Soerjo. 

Dia wafat karena dibunuh dan dibantai oleh komunis pada zaman pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948 di hutan Ngawi.

Menurut cerita dari pengelola Monumen Suryo, patung Gubernur Soerjo yang menunjuk itu adalah merujuk pada tempat di mana dia dibantai dan dimasukkan ke dalam sumur Lubang Buaya. 

Seperti diketahui korban keganasan PKI pada masa silam selalu saja dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam sumur Lubang Buaya. Hal ini terjadi di berbagai wilayah Jawa Timur, termasuk Kediri, Madiun, dan Ngawi.

Hariyanto, sosok di balik pembangunan Monumen Suryo, melalui CV Hargodumilah Group (HG). Di mana pada November 2019 lalu menyatakan untuk tetap menonjolkan unsur sejarah di objek wisata tersebut. 

Di mana ikon utama berupa monumen dan patung Gubernur Soerjo tetap dipertahankan sampai saat ini. 

Dapat diartikan kalau Monumen Suryo Ngawi ini bukan hanya sekedar monumen saja.

Monumen Suryo adalah bangunan dengan nilai sejarah yang tidak mungkin akan dilupakan dengan mudah, khususnya oleh masyarakat Ngawi. 

Monumen Suryo dibangun sebagai tanda hormat masyarakat Kabupaten Ngawi pada khususnya, dan masyarakat Jawa Timur pada umumnya pada seorang tokoh gubernur pertama Jawa Timur, RMT. 

Ario Soerjo meninggal akibat adanya insiden pembunuhan pada tahun 1948. Beliau menjadi salah satu target penculikan oknum
Partai Komunis Indonesia (PKI) dan dibunuh dengan sadis di tengah Hutan Kedungalar, Ngawi. 

Monumen Soerjo diresmikan pada 28 Oktober 1975 oleh Pangdam VIII/Brawijaya, Mayjen TNI Witarmin.

Monumen Suryo dedikasikan kepada RMT. Ario Soerjo dan dua perwira polisi yang terbunuh oleh oknum PKI pada tanggal 10 September 1948.

Gubernur Soerjo serta dua perwira polisi di hadang pasukan pemberontak dari PKI. Ketiganya lantas ditelanjangi dan kemudian dibunuh di dalam hutan, Baru keesokan harinya, jasadnya ditemukan oleh seorang pencari kayu bakar.

Untuk tetap menjaga keasrian lingkungan sekitar monumen, pihak pengelola tempat wisata Monumen Suryo telah menghiasi monumen dengan 23 jenis tanaman langka seperti citradora, sawo kecik, sonokeling, cendana, dan masih banyak jenis tanaman langka lainnya. 

Ada juga koleksi burung yang disangkarkan seperti burung kepodang, perkutut, bekisar, dan lain sebagainya. Hingga kebanyakan orang mengenal Monumen Suryo sebagai pasar burung telengkap di Jawa Timur.

Demi kenyamanan pengunjung, di Monumen Suryo saat ini telah disediakan berbagai fasilitas dasar seperti mushola, ruang informasi, taman bermain, dan beberapa buah gazebo atau pendopo khas Jawa.***
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Monumen Suryo Ngawi, Kisah Telunjuknya Mirip Peristiwa Lubang Buaya

Trending Now