ads H Makhrus

 

Pasang iklan disini

 


LPPQ Al-Karim Jatim Bekali Ilmu Tasawwuf Jamaah Melalui Kuliah Dhuha

Admin JSN
02 Januari 2022 | 13.12 WIB Last Updated 2022-01-02T06:58:13Z
SIDOARJO I JATIMSATUNEWS.COM:
Menyemarakkan semangat literasi Aswaja di Sidoarjo dan sekitarnya, Lembaga Pengajaran dan Pengembangan Al Quran (LPPQ) Al-karim Jawa Timur (LPPQ) menggelar Kuliah Dhuha bdengan narasumber Buya Dr. Arrazy Hasyim, Lc, MA. Hum (02/01/21). 

Kegiatan yang dihadiri sekitar 500 jamaah itu berlangsung di Masjid Agung Sidoarjo.  Dihadiri oleh para kader Muslimat, Fatayat, IPNU IPPNU, Ansor-Banser, mahasiswa Unusida, warga nahdliyyin dan masyarakat umum, agenda tersebut berjalan dengan khidmad. 

“Kegiatan pagi ini adalah bagian dari menggugah ghiroh (semangat) untuk berguru dan bersanad menambah ilmu.” ujar KH Dr Sholeh Qosim, M.Si, direktur LPPQ Al-Karim Jawa Timur.

Sosok yang juga penulis buku best seller dan Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Sabilul Muttaqin Mojokerto itu menjelaskan bahwa berthoriqoh dan bersanad itu ibarat menenun yang harus dijalani melalui sebuah proses yang bertahap.

Buya Arrazy, KH M.Sholeh, Gus Nahla Zadah

Dalam paparannya Buya Dr. Arrazy banyak mengupas nilai-nilai tasawwuf. Diantaranya belau menjelaskan bahwa barangsiapa yang beramal dengan tujuan duniawi, bukan karena niatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka jikapun yang diniatkan itu terkabul. Maka itu adalah bagian dari istidzrooj (pemberian kesenangan untuk orang tidak dekat dengan Allah agar mereka terus menerus lalai).

“Tasawuf itu dimulai dengan tazkiyatun nafs," ungkap ulama yang akrab disapa Buya Razy itu. Tazkiyatun nafs berarti membersihkan jiwa, memperbaiki dan menumbuhkan potensi jiwa manusia ke arah yang semakin baik. 

Lebih lanjut narasumber juga menjelaskan bahwa hampir semua pendiri dan pahlawan pendahulu di negeri ini memiliki thoriqoh, misalnya Pangeran Diponegoro dan Pangeran Antasari. Dalam mengamalkan sebuah wirid, hendaknya juga diperoleh dari mursdyidnya.

Bacaan wirid atau tahlil itu mempertemukan antara lisan dengan hati. Begitupun juga tasawwuf yang berasal dari hati dan ketertarikan terhadap ilmu.

“Jika dalam hati seseorang tidak ada nurul mahabbah terhadap ilmu, maka getaran magnet ilmu itu tidak akan kuat,”ungkap beliau memotivasi jamaah.

Dalam kesempatan yang sama, LPPQ Al-Karim juga memberikan hadiah Beasiswa S2 kepada Muhammad Idris, guru MTs Darul Huda Wilo, Prigen.  Hal ini sebagai ikhtiar LPPQ Al-Karim untuk memotivasi guru yang juga guru mengaji tersebut untuk melanjutkan kuliah S2 di Prodi Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam Al-Khoziny Sidoarjo.

Hadir juga dalam forum tersebut, H Mohammad Nailur Rochman atau yang akrab dipanggil Gus Amak, Ketua Pengurus Wilayah Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Anshor Jawa Timur.  (mzl)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • LPPQ Al-Karim Jatim Bekali Ilmu Tasawwuf Jamaah Melalui Kuliah Dhuha

Trending Now