Penulis: Qoni Makhfudoh
penulis? Mimpi saja dulu, setelah itu– bangun– dan mulailah dari paragraf pertama.
Awali dari situ, Bismillah!" quotes Lies Noor yang merupakan nama pena dari Neng Lilis Nuraeni.
Selain berprestasi, Neng Lilis Nuraeni ini mengaku mulai mencintai dunia literasi sejak tanpa sengaja menemukan buku Pak Suparto Brata berjudul 'Jarum di Jerami' di perpustakaan saat dia masih SMP.
Bagi Lilis, guru-guru SMPN 1 Ciater sangat mendukung bakatnya dalam menulis, terutama Ibu Titi Suparti, S.S dan Ibu Suprapti S.Pd. Sebelumnya, Lilis bersekolah di SDN Palasari.
"Seringkali saya suka iseng membuat puisi, saat itu belum ada minat belajar menulis dengan benar. Seingat saya pada tahun 2012 dulu, ada event di daerah saya yaitu lomba puisi dan cerpen. Saya ikut puisi, dan Alhamdulillah dapat juara 3 Sepang puisi yang berjudul 'Si Perempuan'," kata Lilis pada wartawan Jatimsatunews Senin (24/01/2022).
Lilis menjelaskan pernah bernazar untuk mengikuti ujian paket kesetaraan SMA jika dia berhasil lolos menjadi salah satu juara di event itu, sebab ijazah terakhir yang dimiliki dari lembaga adalah baru sampai SMP saja.
Hal itu pun tak lepas dari dukungan sang suami.
"Biasanya saya menulis pada waktu malam hari di rumah, sepulang bekerja atau pas hari libur. Karena kebetulan saya bekerja sebagai karyawan pabrik PT. TKG Taekwang Indonesia, produsen sepatu di kota Subang," jelas perempuan berumur 35 tahun tersebut agak malu-malu, karena baru merasakan minat besar dalam dunia menulis setelah memasuki usia kepala tiga.
Menurut keterangan, Lilis sudah menerbitkan buku cetak, berjudul; Kekasih Sang Pendosa-Romansa Universe, sementara untuk online adalah; Gairah Bahu Laweyan di Novelme, dan Telisik Macula di platform Kwikku.
"Kalau buku cetak bisa dipesan di Shopee atau bisa chat saya, langsung wa ke nomor 0838-2044-9099," kata perempuan yang saat ini tinggal di Kp. Babakan Waru, RT.26 RW.03 DS. Palasari Kec. Ciater Kab. Subang - Jawa Barat tersebut.
"Alhamdulillah sekarang punya laptop, berkat dukungan suami saya juga sih. Laptop itu dulu hasil uang pinjamannya di tempat dia bekerja. Saking supportnya sama hobby istri, dia mengusulkan untuk membeli laptop. Kalau dulu saya menulis memakai buku catatan saja," kata Lilis yang saat ini sedang mengikutkan naskah lomba berjudul Palung Luka di DKJ.
Selain itu, banyak pihak yang berjasa akan karir Lilis di dunia literasi. Di antaranya adalah Wayan Jengki Sunarta (Sastrawan Bali), Ivan Tirdianata (Romansa Universe), Yanu Endar Prasetyo, PhD (Penyelenggara Lomba tahun 2012, pernah memberi masukan untuk belajar membuat cerpen kepada Lilis).
"Saya suka menulis, karena itu adalah salah satu pekerjaan yang tidak perlu menggunakan ijazah untuk melakukannya, hehehe. Soalnya ijazah saya tidak mumpuni. Juga karena saya ingin belajar literasi meski mungkin agak terlambat," kata istri dari Adi Heryana tersebut.
"Banyak orang-orang hebat yang memiliki andil dalam proses pencarian jati diri saya. Itulah yang akhirnya menginspirasi saya untuk bisa membanggakan mereka yang mengenal dan berjasa dalam hidup saya."
"Prinsip saya dalam menulis itu tidak muluk-muluk. Menulis saja dulu, awali dengan paragraf pertama, itu yang biasa saya lakukan. Tetapi saya nggak bisa nulis kalau 'berfikir'. Saya menulis kalau benar-benar muncul ide agar bisa mengalir gitu, lho. Kalau nggak ada tetapi dipaksa untuk menulis, hasilnya malah nggak bagus. Kalo ngalir, sehari mungkin bisa sampai 4.000 kata, tetapi kalo dipaksakan, jangankan ribuan kata, satu paragraf pendek saja akan memakan waktu berjam-jam, itu pengalaman saya selama ini."
"Kalau ditanya soal modal menulis, yang pertama sih niat, kedua kemauan dan ketiga konsisten," kata ibu dari dua anak bernama Rosianna Lisdyrajbani dan Della Rizki Rayna ini.
"Yang dibutuhkan untuk memulai menulis menurut saya ada tiga, yaitu: ide cerita, semangat dan kesabaran."
"Alhamdulillah orang tua dan keluarga sangat mendukung profesi saya sebagai penulis," kata putri dari pasangan ibu Rohati dan almarhum bapak Udin tersebut.
"Kesulitannya dalam menulis itu adalah kalau nggak ada ide, itu yang bikin sulit. Apalagi pada saat mager, bieuhh!" seru Lilis yang selalu punya prinsip 'Nulis saja dulu', metode menulis yang cukup sederhana.
"Pulang kerja atau libur saya baru nulis, sambil melakukan aktivitas sebagai Ibu Rumah Tangga," kata Lilis yang saat ini mengaku sedang mencari bahan nulis untuk novel berjudul 'Dilacur Kasta' yang sinopsisnya dari Ivan Tirdianata (Romansa Universe).
"Biasanya saya suka mengikuti event yang diselenggarakan oleh penerbit Indie dan ada juga beberapa naskah saya yang pernah diikutkan di event yang diselenggarakan di Universitas, namun belum tembus juara."
"Tetap bersyukur, karena tulisan saya pernah masuk dalam 30 besar di event SIP Publishing, kalau tidak salah satu juaranya itu adalah Pak Kurnia Efendi. Namun saya juga pernah mendapatkan Juara Harapan di event menulis Romansa Universe, saya bahagia seakan dibukakan gerbang menuju kesuksesan dalam menulis," kata Lilis yang punya prinsip 'Terlambat memulai lebih baik dari pada tidak melakukan apa-apa' dan merupakan bagian dari kalimat di novelnya yang berjudul 'Kekasih Sang Pendosa'.
Itulah biografi dan kisah sukses Neng Lilis Nuraeni, penulis berbakat yang juga kuli pabrik.***