Oleh: Y.P.B.Wiratmoko
NGAWI I JATIMSATUNEWS.COM: Bagi masyarakat pedesaan yang hidup di tepi hutan jati, musim penghujan sungguh sangat dinanti-nantikan. Selain mereka segera bisa menanam tanam-tanaman di sawah, kebun, dan ladang mereka, bersamaan datangnya musim penghujan hutan jati membawa berkah tersendiri bagi mereka.
Hal inilah yang berlaku di Hutan jati kawasan Desa Patalan, Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Masyarakat di tepi hutan jati memanfaatkan kehadiran kepompong jati di dalam hutan.
Beramai-ramai warga melintas untuk
mencari kepompong jati pagi ini Kamis 16/12/2021. Salah satu warga mengaku ini menjadi suatu kegembiraan tersendiri. Bisa turun mencari bersama di dalam hutan sekaligus melakukan refressing menghirup udara bersih di dalam hutan.
"Sambil mencari kepompong jati bisa berbasa-basi berbagi pengalaman, bercerita penuh sukacita tentang kehidupan ini," cetus seorang lelaki salah satu diantara mereka tentang kegiatannya.
Hutan jati ini di kawasan desa Patalan menyambung sampai daerah di Kecamatan Mantingan. Ke utara sampai wilayah Kab Bojonegoro.
Kepompong jati berasal dari ulat- ulat yang datang bersamaan dengan datangnya musim penghujan. Setelah hutan jati meranggas, selang 1 sampai 2 minggu ulat-ulat jati ini membangun rumah kepompongnya dengan cara turun dari dahan-dahan jati. Bersembunyi di bawah daun-daun jati yang telah gugur dan mengering.
Di tempat-tempat seperti inilah ulat jati akan berubah menjadi kepompong jati berwarna coklat kekuningan, coklat kemerahan, bahkan coklat kehitam-hitaman. Kulit kepompong jati tipis dan agak keras tetapi isi kepompongnya berwarna kuning dan banyak mengandung protein yang tinggi.
Bagi masyarakat di tepi hutan jati kehadiran kepompong jati di dalam hutan tidak disia-siakannya. Mereka biasanya turun beramai-ramai untuk mencari kepompong jati ini.
Kepompong jati bisa dimasak beraneka rupa, seperti dibuat sambak kering dicampur tempe dan tahu pong. Menurut pencari kepompong itu, lebih sedap jika ditambahkan bumbu merica.
Kandungan proteinnya sangat tinggi sekaligus bisa dijadikan lauk-pauk bersama makan nasi. Selain itu kepompong jati juga bisa menambah penghasilan masyarakat desa di tepi hutan jati penggal waktu setahun sekali. Karena kepompong jati bisa dijual dengan harga yang cukup fantastis. Betapa tidak, 1 kg kepompong jati bisa dijual dengan harga Rp80.000,00 sampai Rp100.000,00 per kilogram.
Kepompong jati juga bisa diawetkan dengan cara dikukus terlebih dahulu lalu dikeringkan di bawah sinar matahari. Setelah kering bisa disimpan hingga 3 sampai 4 bulan.