ARTIKEL I JATIMSATUNEWS.COM: Adik-adik yang terkasih di seluruh tanah air Indonesia. Kalian tahu bukan bahwa negara kita Indonesia ini kaya akan budaya yang bisa digunakan sebagai sarana pendidikan bagi kalian. Di antaranya budaya yang berkembang di tanah air ini adalah cerita rakyat. Seluruh bangsa di dunia juga memiliki cerita rakyat. Cerita itu dulu merupakan warisan nenek moyang yang telah berkembang berabad-abad lamanya dan dituturkan dari mulut ke mulut. Karena telah terkenal dan tersebar di masyarakat maka cerita-cerita itu disebut cerita rakyat.
Cerita rakyat digolongkan menjadi dua bagian yaitu prosa dan puisi. Cerita rakyat juga terdiri dari dongeng legenda dan mite. Dari ketiga jenis cerita rakyat ini pada umumnya mengandung perilaku dan perangai yang baik dari manusia dan makhluk lainnya yang bisa dijadikan perbandingan atau teladan dalam perilaku kita sehari-hari.
Cerita yang akan kakak sajikan secara berkala ini berasal dari berbagai daerah baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Kakak berharap mudah-mudahan cerita ini bisa menghibur adik-adik sekalian dan kakak juga berharap adik-adik dapat mengambil hikmah dan manfaat dari isinya. Kali ini kakak sajikan cerita rakyat yang bertajuk "Pulau Kembarau' atau sering disebut pula 'Pulau Kemarai'. Cerita rakyat ini termasuk jenis legenda yang berasal dari Sumatera Selatan. Setiap cerita yang hadir disertai dengan ilustrasi yang bagus yang kakak buat sendiri agar cerita ini lebih menarik bagi adik-adik sekalian. Selamat membaca dan selamat menikmati.
Teriring salam dan doa,
Y.P.B.WIratmoko
____________________________
PULAU KEMBARAU
(Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan)
Diceritakan kembali Oleh; Y.P.B.Wiratmoko
Konon kabarnya pada zaman dahulu kala
Terdapat sebuah legenda di Sumatera Selatan
Ceritanya, seorang pemuda dari negeri Cina
Datang ke Palembang untuk berdagang
Namanya Than Bun An
Naik perahu berbulan-bulan
Sesampainya di Palembang
Ia bertemu gadis jelita, Fatimah namanya
Hati Than Bun An terpaut dengan Fatimah
Putri pengusaha kaya di Palembang
Fatimah menerima cinta Than Bun An
Demikian pula kedua orangtua mereka
Akhirnya, Than Bun An dan Fatimah menikah
Than Bun An tak bisa memberi hadiah
Ia hanya berjanji dengan senang
Hadiah akan diberikan jika kiriman dari Cina sudah datang
Saat kiriman dari Cina datang di sungai Musi
Than Bun An dan Fatimah menyambutnya
Kiriman itu berupa kendi-kendi keramik
Than Bun An kagum melihatnya
Tak sabar Tan Bun An ingin segera membukanya
Dikiranya berisi emas berlian berharga
Tetapi nyatanya hanya sayur-sayuran belaka
Than Bun An amat kecewa
Sayuran dalam kendi-kendi itu telah diawetkan
Namun Than Bun An tidak suka melihatnya
Hampir semua kendi-kendi itu dirusak dipecahkan
Dengan menahan malu ia meloncat ke sungai Musi
Fatimah ingin menyelamatkan tetapi terlambat
Sungguh peristiwa itu berjalan cepat
Fatimah terpeleset di samping perahu
Ia berpegangan pada sebuah kendi
Kendi pun tidak kuat untuk menahan dirinya
Akhirnya kendi pecah berantakan
Menjadi beberapa bagian
Rupanya kendi itu yang berisi emas berlian
Akhirnya Fatimah mencebur pula ke sungai Musi
Dan kapal yang ditumpanginya tenggelam
Tak berapa lama muncul pulau di tengah sungai Musi
Pulau itu dinamai pulau kembarau atau kemarai
/ 8 Desember 2021