PUISI I JATIMSATUNEWS.COM: Aku masih tercengang : dia meradang lalu mengerang.
Di mana telah kuletakkan pedang? ah, bukan! hanya sebilah hasrat tersaput terang. Bilamana malam telah tandang bilah menghilang.
Seteru--
Demikian kusebut-sebut di tubir bibir. Kulafalkan penuh hidmat layaknya zikir para faqir. Sebab, ia yang ingin kuenyahkan telah larut dalam aliran darah, mengendap di ceruk jantung.
Seteru!
Kuhujat penuh amarah. Lalu amarah menjadi selimut baginya bermalam di keheningan batin.
Seteru ...
Dialah aku, dan akulah dia.
Bertarung di palagan kurusetra lalu sama mengerang meratapi terang. Sebab cahaya, adalah kerinduan yang piatu. Sebab cahaya, adalah debur debar di selasar dada: pengharapan, kekesalan, penyesalan, juga rasa penasaran.
Gresik, 24 Desember 2021
Ikmal Wong Gendeng