Memberi maaf adalah mengusir ketakutan. Dengan demikian seseorang termasuk diri kita bisa mengenakan baju ketenangan dan jaket kedamaian di dalam hati dan hidup ini. Kita akan mengalami kelegaan hidup penuh cinta pada sesama.
Kesalahan yang pertama untuk mencapai ketenangan batin dan hidup bahagia ketika kita memiliki pemikiran bahwa orang lain harus berubah sesuai dengan keinginan kita. Padahal untuk mencapai atau mengalami kedamaian batin, orang lain tidak harus berubah untuk kita.
Pertama kali yang harus berubah untuk mengalami ketenangan batin kita adalah kita sendiri. Terutama cara berpikir kita. Kita harus benar-benar melihat ke dalam diri kita sendiri dan berkata bahwa kita bisa mencapai ketenangan dengan cara memaafkan diri kita sendiri dan orang lain.
Memaafkan tidak membutuhkan biaya, namun membutuhkan kemauan, keikhkasan lahir dan batin. Kesalahan yang telah lalu biarlah berlalu anggap saja sudah mati, cukup untuk dijadikan pembelajaran hidup bahwa memaafkan kesalahan diri sendiri dan orang lain merupakan tindakan yang manis dan mulia, layak untuk diambil hikmatnya bahwa dengan memberi maaf sesungguhnya telah melegakan, membebaskan dari rasa takut yang terus menghantui hidup kita.
Dengan pemberian maaf kepada orang lain kita telah berhasil menyambung kembali tali persahabatan yang pernah putus di antara kita. Di antara kita tak ada lagi jurang pemisah persaudaraan yang menyebabkan hambatan komunikasi penuh cinta.
Pemberian maaf bisa saja menjadi mudah, tetapi terkadang kita belum berhasil melupakannya karena kita masih mengingatnya. Oleh sebab itu kita layak mengingat kembali petuah bijak yang mengatakan, "Jangan mengingat-ingat kesalahan orang lain tetapi ingatlah kebaikannya".
#inspirasi_mayar_ypb
/14.12.2021