Oleh: Y.P.B.Witatmoko
ARTIKEL I JATIMSATUNEWS.COM: Museum adalah tempat penyimpanan fosil. Di daerah Kabupaten Ngawi terdapat sebuah museum namanya museum Trinil. Di dalam museum ini disimpan fosil manusia kera yang dulu diduga sebagai manusia purba, yaitu jenis kera berjalan tegak atau yang dikenal dengan Phitecantropus Erectus yang ditemukan oleh Dubois pada tahun 1891 sampai dengan tahun 1892. Selain itu di situ juga ditemukan fosil banteng dan gajah purba yang sangat berguna bagi penelitian dan pendidikan khususnya dibidang sejarah kepurbakalaan.
Sejak dilontarkannya teori akbar tentang 'Evolusi' oleh Charles Darwin pada abad 19 rupa-rupanya telah mengusik pikiran cemerlang seorang bocah kelahiran Eijden Belanda pada tahun 1858 yaitu Eugene Dubois.
Eugene Dubois adalah seorang dokter militer dan peneliti Paleoanthropologi. Tanggal 29 Oktober 1877 ia bertolak ke Pulau Sumatera setelah tamat dari Pendidikan Kedokteran di negaranya. Ia menumpang kapal The SS Prinse Amalia. Pencarian Missing link ke pulau Jawa ia lakukan setelah ia mendengar bahwa di Pulau Jawa, Indonesia, telah ditemukan manusia Wajak di daerah Kabupaten Tulungagung oleh BD Van Rietschoten tanggal 24 Oktober 1889 di endapan sungai Bengawan Solo. Dari penemuan itu kronologi kehidupan selama jutaan tahun dapat dibaca.
Eugene Dubois pernah tinggal di benteng Pendem atau Benteng Van Den Bosch selama 5 tahun (1890-1895). Ia bersama tim peneliti melakukan penelitian menggunakan jalur sungai Bengawan Solo. Di daerah Trinil ini tim penelitinya menemukan situs manusia purba pertama di dunia jenis Homo Erectus (manusia berjalan tegak) yang berusia 1,8 juta tahun yang silam. Penemuannya diberi nama Pithecanthropus Erectus (manusia kera berdiri dan berjalan tegak.) Pithecanthropus Erectus adalah Homo Erectus yang berasal dari Jawa yang oleh Dubois fosil ini dimasukkan dalam genus Homo Erectus yang muncul ke dunia pertama kali pada periode 1,8 juta tahun silam di benua Afrika yang akhirnya menyebar ke seluruh permukaan dunia hingga mencapai pulau Jawa dan punah sekitar 100.000 tahun yang silam.
Penemuan fosil manusia purba oleh Eugene Dubois di Trinil Ngawi ini merupakan jawaban yang pasti tentang polemik yang berkepanjangan tentang Missing link. Sejak saat itulah penemuan Dubois tentang Pithecanthropus Erectus dari Trinil Kabupaten Ngawi Jawa Timur ini terus bergema nyaring di dunia ilmiah dan kisahnya telah ditulis dengan tinta emas dalam publikasi penyiaran dunia.
Pada tahun 1980 pemerintah mendirikan museum Trinil ini untuk menampung fosil-fosil yang pernah ditemukan dan disimpan dengan rapi di rumah Ki Wirodihardjo atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Wiro balung. Pada tahun 1991 pemerintah provinsi Jawa Timur telah merenovasi kawasan museum Trinil ini dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Bapak Soelarso pada tanggal 20 November 1991. Dengan dibangunnya museum Trinil yang sekarang tertata apik dan sungguh menarik ini tentunya akan menambah daya tarik bagi para peneliti yang berasal dari segala penjuru Tanah Air dan dunia. Banyak di antara mereka yang datang ke museum Trinil untuk mengadakan penelitian tentang manusia purba yang ditemukan oleh Eugene Dubois ini.
Museum Trinil terletak di Dusun pilang kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Dari kota Ngawi menuju arah Solo hanya berjarak lebih-kurang 13 km. Pembangunan museum ini menempati areal tanah seluas 2,5 ha. Perlu dicatat, pada masa penelitian Eugene Dubois wilayahnya meliputi 3 desa yaitu desa Kawu, desa Gemarang dan desa Ngancar. Selain menjadi tempat penelitian ilmiah, dengan dibangunnya museum Trinil ini sekaligus juga bisa meningkatkan penghasilan masyarakat di sekitarnya, karena banyak para turis, baik turis asing maupun turis lokal dan para peneliti yang berkunjung ke Museum Trinil ini. Selain itu, banyak juga dikunjungi oleh para pelajar dan mahasiswa dari berbagai penjuru Tanah Air untuk mengetahui peninggalan manusia purba atau Pithecanthropus Erectus penemuan Eugene Dubois ini.
Museum Trinil dapat dicapai dengan segala jenis kendaraan bermotor. Fasilitas yang ada dan tersedia di museum Trinil ini adalah :
– Museum dan Pendopo peristirahatan.
– Tempat Cenderamata (oleh-oleh.)
– Diorama fosil purbakala lengkap dengan identitas dan dekskripsinya
– Mushola dan arena tempat bermain anak-anak.
– Bumi Tori
– Toilet dan kamar mandi.
Orbitasi:
Dengan ruas jalan Kabupaten Kota Kecamatan Kedunggalar 7 Km, dengan ruas jalan Provinsi antara Ngawi Solo Km 13
Hingga saat ini telah ada jutaan penduduk dunia yang mengunjungi museum Trinil. Bagaimana dengan anda? Sudahkah Anda berkunjung ke museum Trinil? Jika belum ayo tunggu apalagi, kunjungi museum Trinil di daerah Ngawi ini, karena museum ini telah terkenal di seluruh dunia. Selamat berkunjung. (7-12-2021)