Kolom Sastra Y.PB.Wiratmoko
========================
ARTIKEL I JATIMSATUNEWS.ONLINE: Dalam sebuah seminar, seorang peserta yang ingin menjadi seorang penyair sukses melontarkan sebuah pertanyaan klasik tentang bagaimana caranya mulai menulis sajak atau puisi menggunakan kata pembuka sebuah kalimat pertama dalam sebuah bait yang baik.Ada juga yang menanyakan bagaimana mengangkat tema dalam sajak atau puisi dan bagaimana menentukan sebuah judul yang baik.
Secepat kilat aku menjawab, karena yang ditanyakan berhubungan dengan kebaikan maka segeralah menuliskan sekarang juga kata-kata yang baik itu. Jangan tunggu lama-lama. Tuliskan kata-kata yang baik, yang buruk jangan! Apa pun! Biarkan pikiran dan perasaan kita mengalir dan tuliskan, jangan membuat hambatan. Air yang sudah mengalir tidak peduli akan adanya sebuah hambatan. Ia akan terus meresap mengalir melalui hambatan yang membuat alirannya mampat. Paling tidak jika hambatan begitu rapat tak bisa ditembus, air itu akan tenang dan tiada pernah memberontak hambatan. Ternyata sederhana saja bukan? Pada tanggal 2 Nopember 2010 aku pernah menulis puisi sebagai berikut:
BILA TANGAN BERSENTUH
Bila tangan bersentuh
Saat berkidung
Hati utuh
Damai melambung
Di bumi mana
Kita berada
Lantunkan kidung cinta
Agung bergema
Gema kehidupan
Meneriakkan kekekalan
Duduk merendah, jalan menunduk
Murah hati dikecup, kasih dipeluk
Sajak atau puisi tersebut aku tulis dalam sajak empat baris tiap bait atau 'kuatrain' (puisi 4 seuntai) Puisi tersebut termaktub dalam Antologi Puisi Tunggal bertajuk "Rumah Cahaya" diterbitkan oleh Penerbit Bimantara Aluugoga Sejahtera, halaman 29.
Puisi itu aku tulis dengan kalimat pendek-pendek, paling sedikit satu kalimat terdiri dari dua kata dan paling banyak lima suku kata. Bahasanya pun sederhana dan mudah dimengerti. Secara singkat dapat diprosakan bahwa kita hidup di bumi, di mana pun kita perlu menjalin hubungan dan kerjasama yang erat dengan hati senang penuh cinta kasih, rendah hati, murah hati sebagai bekal hidup damai di alam baka ( kekal)
Tanpa kesulitan hampir siapa pun bisa memahami isi puisi yang sederhana kutulis itu. Bagiku kesederhanaan itu indah. Hal-hal yang besar bermula dari hal-hal yang kecil dan sederhana. Sebuah kapal yang besar akan tenggelam oleh karena kebocoran kecil yang tak kunjung diperbaiki. Mobil mewah tak akan bisa berjalan jika satu di antara ban rodanya ada yang bocor.
Jangan pusing-pusing memikirkan tema dan judul dari sebuah puisi yang ditulis. Lihat judul yang aku tulis "Bila Tangan Bersentuh" Judul itu aku ambil dari kalimat pertama dari bait pertama puisi tersebut. Jangan membingungkan diri sebelum bingung itu benar-benar mengunjungi kita. Seorang penyair harus bijak, mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Anda perlu mencoba sekarang juga tetapi jangan coba-coba. Segera tulis sajak dan atau puisi maka Anda akan tercengang dibuatnya.
(Y.P.B.Wiratmoko, 9/12/2021