ARTIKEL | JATIMSATUNEWS - "Sang Mulyo", merupakan nama yang disematkan oleh Bapak Presiden Jokowi terhadap pisang unggulan Kecamatan Dampit pada kunjungan bulan April 2021 silam. Sebelumnya pisang unggulan ini hanya diberi nama "Mulyo" oleh Bu Khofifah, Gubernur Jawa Timur yang kemudian ditambahkan "Sang" oleh bapak presiden. Nama "Mulyo" diambil dari nama Desa Srimulyo, sebuah desa yang mengembangkan pisang ini pada mulanya.
Pisang jenis ini mulai dibudidayakan di Kabupaten Malang, khususnya Kecamatan Dampit pada tahun 2007-an. Berawal dari mengikuti kegiatan SL (Sekolah Lapang) yang diadakan oleh instansi terkait, petani mulai mengenal jenis pisang ini. Trial and error terus dilakukan oleh petani setempat untuk membudidayakan pisang ini. Tentunya tidak sekali langsung berhasil, namun melalui serangkaian percobaan. Setelah sempat gagal, akhirnya usaha tersebut berbuah manis.
Pisang “Sang Mulyo” memiliki morfologi buah yang unik yaitu tandan buah yang panjang hingga lebih dari 1 meter dengan ukuran jumbo. Dalam satu tandan bisa terdiri dari 15 – 21 sisir, dengan masing-masing sisirnya terdiri dari 16-19 buah. Kandungan gizinya pun cukup kompleks dan cocok dikonsumsi untuk semua usia. Berat perbuahnya berkisar 150-200 gram, ideal untuk sekali makan.
Hingga saat ini, budidaya pisang “Sang Mulyo” terus digalakkan dan dikembangkan di beberapa tempat di Kabupaten Malang, dengan luas areal paling banyak yaitu di Kecamatan Dampit. Pembibitan dilakukan di beberapa tempat, salah satunya di rumah Ponijo, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Bumi Mulyo. Peminat pisang ini tidak hanya dari petani lokal, melainkan banyak juga permintaan dari luar kota. Satu bibit dibandrol dengan harga sekitar 20 – 30 ribu rupiah. Sedangkan satu tandannya buah pisang bisa mencapai 200 - 450 ribu rupiah.
Pembibitan pisang "Sang Mulyo" (doc.pribadi)
“Mulai dikenalnya pisang ini secara global sangat membantu perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan petani setempat. Kendala dalam pengembangan tentunya ada, seperti resiko gagal panen. Ketika ada permintaan, saat ini kami masih mengambil door to door ke petani-petani pisang karena belum adanya satu wadah tepusat untuk pemasaran.” Ujar Panijo, salah satu petani yang turut mengembangkan pisang “Sang Mulyo”.
Rencana kedepan akan dilaksanakan budidaya pisang hulu-hilir secara terstruktur. Mulai dari pembibitan hingga pengelolaan pasca panen. Sehingga petani tidak kesulitan dalam pemasaran, begitu juga memudahkan konsumen untuk membeli pisang “Sang Mulyo”. Harapannya pisang ini dapat menjadi salah satu varietas unggul nasional dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
“Mulai dikenalnya pisang ini secara global sangat membantu perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan petani setempat. Kendala dalam pengembangan tentunya ada, seperti resiko gagal panen. Ketika ada permintaan, saat ini kami masih mengambil door to door ke petani-petani pisang karena belum adanya satu wadah tepusat untuk pemasaran.” Ujar Panijo, salah satu petani yang turut mengembangkan pisang “Sang Mulyo”.
Rencana kedepan akan dilaksanakan budidaya pisang hulu-hilir secara terstruktur. Mulai dari pembibitan hingga pengelolaan pasca panen. Sehingga petani tidak kesulitan dalam pemasaran, begitu juga memudahkan konsumen untuk membeli pisang “Sang Mulyo”. Harapannya pisang ini dapat menjadi salah satu varietas unggul nasional dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.