Sebuah acara yang menggabungkan makan-makan dengan review kuliner dari beberapa daerah di Indonesia.
Memberikan kata sambutan sebagai tuan rumah, Camat Lekok menyebut acara kuliner ini didukung penuh oleh pemerintahannya. Sebagai sebuah cara FPK menjalin silaturrahmi, meredam konflik yang kemungkinan terjadi.
"Banyaknya suku atau etnis yang ada di Kabupaten Pasuruan ini memungkinkan terjadinya konflik antar etnis kalau kita tidak saling kenal. Jagongan Kuliner saya yakini sebagai salah satu cara efektif meredam hal tersebut. Selamat kepada FPK Kabupaten Pasuruan yang telah berhasil mempersatukan antar etnis dan suku bangsa di Pasuruan ini," jelas Camat Fauzan.
Dikemas dalam bentuk jagongan, 4 orang narasumber dari anggota FPK tampil menceritakan masakan khas yang mereka bawa dari rumah untuk dinikmati peserta.
Pertama Bli Ketut, lelaki asal Bali tersebut membawa ayam Bakar Laos dan sambal teri yang dimasak istrinya. Secara rinci dia menjelaskan apa saja bahan, bumbu, bagaimana cara memasaknya dan cerita di balik kekhasan Ayam Bakar Laos.
Komentar sangat enak diberikan ketua FPK Pasuruan Bayhaqi Kadmi yang mendapatkan kesempatan mengincipi sekaligus membuka acara.
"Sangat enak, tidak ada kata lain untuk menilai masakan ini, juga aneka masakan yang ada di Indonesia. Aneka soto, aneka sate, juga masakan lain nusantara. Hanya ada 2 komentar untuk itu yakni, enak dan sangat enak," tutur lelaki yang sering dipanggil gus Bay itu.
Berikut, masakan khas daerah asli Pasuruan yang ada di Grati. Pepes Lempuk dan Goreng Lempuk Krispi disajikan Ikhyak dengan membuka bungkusan daun pepes. Mengisahkan adanya Lempuk yang hanya ada di Grati. Produksi danau Ranu, merupakan jenis ikan endemi satu-satunya di dunia.
Camat Lekok Fauzan berkesempatan mencicipi, melontarkan ucapan senada dengan ketua FPK.
"Mantab, rasa dan cara memasaknya mantab,"jelas Camat Lekok yang menjadi sponsor utama giat ini.
Berturut peserta asal NTB,
Ramdhan, juga dari etnis lain yang ada di Pasuruan diundang untuk mencicipi rasa masakan. Termasuk menikmati aneka hidangan olahan laut khas Lekok.
"Ada satu menu istimewa yang kami sajikan, Kretes namanya. Berisi tahu pong, irisan mentimun, irisan mangga, cabe mentah, disiram kuah ikan laut, pelengkap penyempurna. Dijamin lezat,"terang istri Kades Tambaklekok, koordinator chef masakan sajian.
Aneka masakan dihidangkan, peserta diberi kesempatan menikmati sekaligus review. Juga menceritakan makanan khas daerah masing-masing.
Rahma menceritakan masakan Padang, Yan Yan Bangka Belitung, Kanit Serse Bambang mengangkat masakan Jateng, dan Camat Fauzan, memberitahukan informasi yang jarang diketahui orang tentang Rawon. Menjadi masakan paling populer di Pasuruan yang resepnya ternyata dari leluhurnya, Bu Saminah.
Sembari icip-icip, peserta juga mendapatkan situasi pendukung acara. Bermacam lagu daerah didendangkan. Penyanyinya dari peserta sendiri, diiringi petikan gitar pengurus FPK Hadi Wibowo.
Sesi berikutnya tampil lagi 2 narasumber utama. Gunawan, asli Medan mereview aneka kuliner terkenal nusantara. Dengan peraga foto-foto. Kisah-kisah menarik diungkapkan. Misal Bika Ambon yang bukan dari Ambon.
"Kue ini dibuat di Jalan Ambon Surabaya, sehingga terkenal sebagai Bika Ambon," jelasnya.
Jelang penghujung kegiatan, Pendeta Franky datang membawa bubur Manado. Kisah tentang pembuatan berikut resep dibagikan.
Peserta dari etnis lain dipersilahkan mencicipi. Beda lidah, beda rasa, untuk ukuran salah satu peserta kurang asin, akan tetapi peserta lain mengatakan pas mantab. Ternyata rerata peserta berkomentar sama. Untuk masakan daerah yang belum familiar mereka mengaku harus menyesuaikan dengan kebiasaan lidah masing-masing. Memodifikasi selera, menyesuaikan dengan kebiasaan menjadi alternatif menikmati aneka kuliner daerah lain.
Puas menikmati aneka sajian, bernyanyi, bercengkerama dan berbagi cerita, Bayhaqi Kadmi menutup acara dengan pembacaan puisi bertema Kuliner yang diciptakannya usai mengamati kegiatan dan komentar peserta.
Foto bersama menjadi penutup acara. Yel-yel diteriakkan sebelum peserta berpamitan pulang. Oleh-0leh khas desa setempat yang digelar UMKM laris manis dibeli peserta sebagai buah tangan.
"Baur Bangsa, Kami Berbeda, Kami Indonesia."
Serempak teriak anggota FPK sesudah acara pada perhelatan premiere itu. Rencana akan menjadi agenda rutin, selanjutnya kecamatan Tutur yang menjadi tuan rumah acara.
Ans