Mengingatmu adalah kerapuhan tak berujung
Mengingatmu adalah kesunyian di antara riuh ramai sorakan
Mengingatmu adalah kerumitan paling menyakitkan
Memuncak resah, dengan segala raih berdarah-darah
Tak berujung
Pengingatan adalah kesakitan
Namun, melupakan terlebih lagi
Simalakama, meluka semua
Kau adalah aku
Melupakan
Mengingat
Tak ada beda selain ujung penderitaan
Maka saat tak ada daya
Kuterima segala duka lara
Menjadi baju, menyatu dalam detak jantungku
Hingga aku terbiasa, tak lagi hendak melupakanmu pun mengingatmu
Ngroto, 15/10/2021