ads H Makhrus

 

Pasang iklan disini

 


Indonesia Tidak Cocok ada Gerakan Radikal

Anis Hidayatie
21 Oktober 2021 | 16.16 WIB Last Updated 2021-10-21T10:41:58Z

PASURUAN I JATIMSATUNEWS. ONLINE: 
"Islam mengusung nilai toleransi, Kalau ada tokoh islam radikal,  seolah islam punya dia saja, maka dia tidak cocok hidup di bumi Indonesia ini," tutur Wabup Pasuruan KH. Mujib Imron pada launching  Desa Sadar Kerukunan Umat Beragama di  desa Ngadiwono Tosari Kabupaten Pasuruan, Kamis 21/10/2021.

Merupakan rangkaian awal dari acara peringatan hari santri, acara launching tersebut adalah awal kegiatan yang rencananya akan berlangsung selama 2 hari. 

Ketua FKUB, Forum Kerukunan Umat Baragama Saiful Khalim  tentang acara launching ini menyebutkan sebagai inspirasi bagi desa lain untuk ikut mengikuti jejak desa Ngadiwono. 

"Yang penting di desa tersebut tidak ada konflik agama, dan mempunyai 3 tempat ibadah dari agama yang berbeda," jelas Ketua FKUB. 

Menjelaskan proses memperoleh SK bagi desa Ngadiwono dalam sambutan dia mengatakan ini adalah yang pertama  di Kabupaten Pasuruan. Setelah melalui proses panjang, baru setahun kemudian dari awal usulan bisa dilaunching.  Hari ini,  bertepatan dengan hari santri. 

Selain ketua FKUB hadir pula dalam acara tersebut ketua PCNU Kabupaten Pasuruan serta para Kyai, ulama dan tokoh agama berbeda. 

Mengakhiri acara di pendopo desa Ngadiwono adalah penandatanganan prasasti penetapan desa Ngadiwono sebagai desa Kerukunan Umat Beragama. Hal ini  dilakukan KH. Mujib Imron disaksikan undangan dan peserta.

Peserta berasal dari 3 agama yang ada di desa Ngadiwono dengan dress code ditetapkan oleh Camat Edy Priyanto sesuai dengan baju kebesaran masing-masing. 

"WHDI, PHWI, Pecalang menggunakan baju kebesaran Hindu. MWCNU, Fatayat, Muslimat, DMI, Lazisnu, Santri, menggunakan baju musli. Pendeta, Replika yang merupakan pemuda nasrani menggunakan baju kebesaran Nasrani," jelas camat Edy. 

Berlangsung dari pukul 09.30 hingga pukul 11.30 acara ditutup dengan doa yang dibacakan oleh 3 pemuka agama berbeda. Islam, Nasrani dan Hindu. 

Foto bersama juga dengan ibu-ibu PKK menandai berakhirnya acara. Selanjutnya KH. Mujib Imron geser ke dusun Banyumeneng untuk melakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid. 

Ans/Zn
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Indonesia Tidak Cocok ada Gerakan Radikal

Trending Now