ads H Makhrus

 

Pasang iklan disini

 


Tak Bermakna

Anis Hidayatie
21 September 2021 | 05.27 WIB Last Updated 2021-09-20T22:28:07Z
Oleh : Muhammad Wahyudi S.H

LIITERATE JATIMSATUNEWS.ONLINE:Di malam ini dingin terasa meresap dalam jiwa,  bukan hanya dinginnya udara yang masuk tapi ke hampaan hati juga tak bisa terbantahkan,  tiba - tiba ku termenung sendiri, melamun tanpa aba - aba.
Air mata ini terjatuh tanpa di minta,  teringat dulu ternyata kupernah sangat mencintai seseorang,  

Cinta yang mungkin tak bisa ku temukan lagi,  Cinta yang sangat mendalam.  Dulu, kupernah berfikir jika bukan dia yang bersama ku di pelaminan mungkin ku akan sendiri selamanya tanpa mengenal Cinta yang berikutnya,  sudah cukup ku tak mau yang lain dan yang ku inginkan hanya kamu saja.


Entah kenapa rasa ini tak pernah ku miliki sebelumnya rasa ini sungguh berbeda,  sampai seakan - akan kutak peduli dengan diri ku sendiri dan yang ku pedulikan hanya kamu.


Ketika bertemu jantung berdetak dengan kencang,  perasaan ini sungguh sangat senang,  tak pernah ku merasakan perasaan ini,  apalagi ketika melihat mu melantunkan ayat suci ,  sungguh ku tak pernah merasakan keindahan suara selain diri mu,  suara yang bisa menggetarkan jiwa.


Ku melihat mu berbeda dengan yang lain,  ku selalu ingin bersama mu meski tak bisa,  dan ketika itu pernah saya mungkin sangat sibuk tapi ku tak bisa beranjak dari tempat itu,  karena saat itu ku bersama mu,  mendengarkan suara Indah, bercerita dengan seksama, sungguh sampai saat ini rasa itu tak pernah kembali.


Sampai pada akhirnya ku sangat inginkan diri mu,  sampai - sampai ku berfikir (semoga ku di ampunan oleh Tuhan)  bisa mendapatkan mu dengan segala cara dan yang saat itu terbesit di otak adalah bisa menghamili mu, agar nanti ku bisa bertanggung jawab atas perbuatan ku dan bisa berdampingan bersama mu.


Ketika itu waktu sudah tak terasa memaksakan kita untuk berpisah,  dengan rasa Cinta yang sama tapi masih belum bisa berbuat apa - apa, tak bisa melarang mu pergi jauh dari sisi ku dan pada akhirnya kau pergi. 


Sungguh hati ini guncang karena tak ada lagi wanita seperti mu disini, dan ketika kau pergi benar - benar pergi tanpa menyisahkan kabar.


Rasa ini masih tetap, hampir setiap malam ku memikirkan diri mu tak ada yang lain,  Satu tahun  berlalu ternyata rasa ini masih sama dan pada waktu itu rasa yang ada hancur beserakan seakan - akan ku telah membunuh diri ku sendiri
Tulang ini rapuh, mata ini tak berhenti menangis tersedu - sedu,  ku mendengar kabar bahwa kau menikah dengan orang lain.


Sungguh pada waktu itu diri ini sangat terpuruk, ku tak bisa berbuat apa - apa, mungkin dulu ku mempunyai fikiran mau membunuh orang yang bersama mu selain aku,  berfikir mau menodai mu hanya untuk memaksakan agar bisa bersma mu tapi hal itu tak saya lakukan,  ku tidak seburuk itu, mungkin iya ku berfikir seperti itu karena sungguh rasa ini tak bisa tergantikan dengan yang lain selain diri mu,  tidak ada yang lain dan diri ini terlalu egois tentang rasa.


Sungguh sampai saat ini ku tak berbuat apa - apa,  sungguh ku hanya bisa mengirimkan Al - fatihah untuk hati ku dan hati mu ku berdoa semoga kau bisa bahagia dengannya dan hati ini  sanggup menerimanya.


Sungguh ketika suatu  saat nanti ku mencintai seseorang lagi, dan berkata seperti itu (ingin menyakiti karena tak bisa bersama),  itu adalah kebohongan besar,  ku berkata seperti itu karena tak mau kehilangan,  itu saja.


Maaf ketika kenangan masih belum mampu terhapuskan karena masih belum ada yang bisa menggantikan.

Al-Qolam, 16/9/2021
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tak Bermakna

Trending Now