Pemberi bantuan adalah Widz Stoops. Diaspora Indonesia yang ada di Florida Amerika. Mengetahui kondisi Abdul Rohim dari unggahan tulisan artikel Anis Hidayani di Blog Kompasiana dengan judul Merasa Sebenar-benar Termiskin di Dunia.
Menghubungi Anis, mengirim uang sejumlah uang untuk diberikan korban rumah roboh Abdul Rohim. Bantuan uang tunai tersebut langsung diberikan kepada Abdul Rohim di rumahnya di desa Karanganyar Kraton-Pasuruan.
Ikut dalam penyerahan bantuan tersebut adalah anggota Dewan Muhammad Zaini, Sekretaris komisi 3 DPRD Kabupaten Pasuruan. Yang ketika rumah Abdul Rohim roboh dahulu pernah datang memberi bantuan.
M. Zaini, Kades Khoiron dan Korban Rumah Roboh Abdul Rohim
"Saya ingin melihat langsung kondisi terkini Abdul Rohim. Alhamdulillah sudah bisa menempati hunian yang bisa disebut rumah. Bantuan mbak Widz akan sangat bermanfaat membuat kondisi Pak Rohim lebih baik, " kata M. Zaini soal kunjungannya kali ini.
Disaksikan Kades dan perangkat desa setempat Abdul Rohim yang rumahnya baru saja dibantu gotong royong mendirikan oleh sanak saudara dan warga tersenyum bahagia. Akan digunakan untuk membeli triplek dan lampu serta kabel, agar kondisinya lebih baik dari sekarang.
Sebagai informasi, dari hanya beratap langit, lalu mendapatkan bantuan tenda dan pemasangan kini rumah Abdul Rohim sudah beratap genting dengan penyangga lembar bambu dan seng, dengan kondisi kurang rapat. Banyak lubang terlihat, tanpa penerangan cahaya lampu. Gulita di waktu malam.
Rumah Pak Rohim yang kesehariannya pemulung jauh dari pemukiman. Berada di tengah sawah ladang. Gelap pekat tanpa cahaya mulai senja. Sehingga butuh penerangan.
Bantuan Widz Stoops setelah diterima oleh Abdul Rohim langsung diberikan ke Kades untuk dibelanjakan bahan kebutuhan perbaikan kondisi rumah.
"Langsung saya belikan kabel, lampu dan triplek. Pasang langsung, " tutur Khoiron Nisak, kades Karanganyar yang mengaku rela menambah bila kurang.
Pengakuan Abdul Rohim, dia telah memanfaatkan semua bantuan yang diberikan, termasuk matras dari BPBD sebagai tempat tidur juga tenda dari Camat, dan beberapa barang dari Dinsos untuk menunjang kehidupan. Termasuk Sembako yang kini telah habis dikonsumsi.
Cuaca yang kini sering hujan, membuat Abdul Rohim terpaksa rehat sejenak dari pekerjaan memulung bila hujan datang. Saat seperti itu artinya dia tidak punya penghasilan. Bantuan sembako itulah yang dipergunakan untuk menyambung hidupnya.
"Beras, mie dan bahan makanan lain sudah habis. Saya masak terus. Kalau hujan saya tidak bisa cari rosokan. Jadi ya pemberian itu saya masak buat makan, " aku Abdul Rohim sambil menunjukkan dapurnya yang kosong dari bahan makanan. Dengan alat memasak dari tungku berbahan bakar kayu.
Pemasangan lampu seketika dilakukan usai pembelian oleh Kades Khoiron. Dilaksanakan oleh perangkat yang ikut rombongan Kades. Hanya untuk triplek tidak langsung dipasang permanen mengingat waktu telah beranjak sore. Diletakkan menempel di dinding bambu untuk dilaksanakan pemasangan esok hari.
Pesan khusus disampaikan secara pribadi kepada Abdu Rohim saat pamitan.
"Kalau merasa butuh bantuan sembako atau yang lainnya hubungi pak Kades ya. Insya Allah kami akan berikan. Yang penting pak Rohim jaga kesehatan agar tetap bisa beribadah dengan baik dan bisa terus mencari nafkah, " pesan Zaini kepada Abdul Rohim di ruangan yang biasa digunakan tidur sekaligus sebagai tempat sholat.
Ucapan terimakasih sekaligus doa-doa meluncur dari bibir Abdul Rohim untuk kedatangan rombongan pemberi bantuan, juga yang menitipkan bantuan agar selalu dilancarkan rejeki dan dimudahkan segala urusan.
"Terima kasih sebanyak-banyaknya. Semoga banyak rejeki, dibalas oleh Allah atas segala kebaikan yang sudah dilakukan untuk saya, " tuturnya.
Menutup kunjungan foto-foto dilakukan. Sebagai bukti fisik bantuan telah sampai ke tangan sasaran. Dikirimkan kepada Widz Stoops, diaspora Indonesia yang tinggal di Amerika.
Ans