BLITAR I JATIMSATUNEWS.ONLINE: "Untuk para Uti dan mbah Kakung, jaminan bisa makan peyek Maheswari karena kerenyahannya," tutur Puji, pemilik brand Omah Maheswari Blitar mendeskripsikan salah satu jenis dagangannya. 2/8/2021
Peyek dan bumbu pecel, 2 komoditas ini menjadi unggulan bu Puji bersaing menjajakan dagangan di pasaran. Produk kuliner yang pada tahun 2014 baru dikenalkan pada khalayak.
Untuk mengisi waktu luang sambil momong cucu awalnya, namun menjadi produk yang ditekuni serius mengingat banyaknya peminat.
"Awalnya saya mengemas kecil-kecil dengan harga 2 ribu rupiah waktu itu. Titip ke warung-warung. Lama-lama banyak yang minta kemasan besar. Saya layani semua, alhamdulillah usaha ini berjalan sampai sekarang," papar perempuan yang biasa dipanggil bu Puji menjelaskan.
Rem-peyek Maheswari sendiri memiliki 5 variant toping, yakni kacang tanah, kacang hijau, Lentho, udang rebon dan teri. Sedangkan kemasan dan harganya adalah: 250gr @12rb (kemasan plastik), 1kg @45rb (uraian), 1kg @70rb ( kemasan Toples 16 liter), dan kemasan kardus @70rb (isi 5bks peyek 250gr).
Sedangkan untuk sambel Pecel terdiri dari 3 pilihan level yakni tidak pedas, pedas dan sedang. Dengan harga, sambel pecel kemasan 250 gram 17 ribu dan kemasan 350 gram 23 ribu.
Tentang produknya, Puji menyebut keunggulan yakni tidak ada bahan pengawet dan higienitas kemasan yang digunakan.
"Keunggulan rempeyek dan sambel pecel maheswari adalah kami tidak pernah memakai bahan pengawet sehingga masa kadaluarsa tidak lama hanya 1 bulan. Selain itu kemasan sambel kami beri seal untuk menjaga kualitas rasa," papar Puji.
Bukan tanpa kendala membuat produknya dikenal. Dalam hal ini puji menceritakan pengalamannya saat ingin mengajukan PIRT.
" Saya terkendala ijin pirt pada saat itu. Tanya-tanya tentang bagaimana biar bisa dapat pirt susahnya ya Allah," tutur Puji mengenang.
"Akhirnya bisa gabung dengan dinas koperasi, ikut pelatihan, dibimbing dimotivasi. Alhamdulillah kini mulai berkembang," lanjut Puji.