Abd Al Haris Al Muhasibiy
Baru sehari penuh bekerja di rumah.
Sambil berfikir dan juga berdo'a untuk al Jami'ah.
Rasanya sudah terlalu lama tidak menghirup udara.
Tembok-tembok rumah dengan varian warna yang berbeda.
Seraya ikut sedih bahkan seperti bertanya-tanya.
Apa gerangan yang sedang menimpa manusia.
Mereka sangat heran melihat prilaku yang tak biasa.
Bekerja tanpa tumpukan kertas dan juga tanpa meja.
Kamis pagi mengisi presensi dengan aplikasi.
Tinggal tombol nomor dan huruf sana sini dengan jari-jari.
Muncul respon memberi simbol kehadiran diri.
Sudah lega tidak akan dipertanyakan irjen kemenag RI.
Pasti dipercaya kehadiran dan tidak akan disanksi.
Semua berjalan baik bahkan sangat efisiensi.
Tidak lagi menggunakan kendaraan dan juga bensin tanpa diisi.
Sungguh sangat smart dan sangat baik untuk masa pandemi.
Namun terasa hilang rasa dan emosi.
Seperti tanpa kendali karena tidak bertemu institusi.
Tidak layaknya bekerja yang penuh semangat dan peroleh gaji.
Bahkan sering bertanya apakah sudah cukup usaha mewadai.
Pekerjaan yang dilakukan dengan apa yang sudah diperoleh.
Jangan-jangan mendapat imbalan yang bukan hak yang musti.
Bekerja di rumah sambil berdo'a.
Namun seringkali malu kepada Allah ta'ala.
Belum bisa bekerja dengan sepenuh tenaga.
Bahkan kadang-kadang menuntut peroleh banyak upah.
Ya Allah....seperti inilah yang sesungguhnya beragama.
Penuh tanggung jawab dan tawakal tanpa jedah.
Inilah yang seharusnya kita lakukan sepanjang masa.
Bekerja dan berdoa kapan dan dimana saja.
Biar rizki dan semua yang kita dapat menjadi berkah.
Malang, 8 Juli 2021
'Abd Al Haris Al Muhasibiy