OLEH : Abd Al Haris Al Muhasibiy
Sejak 3 sampai 20 Juli tahun ini.
PPKM diperketat diperlakukan di Jawa dan Bali.
Upaya pemerintah pusat untuk terus peduli.
Rakyat harus tahu dan harus selalu mentaati.
Jangan sampai melanggar peraturan yang dijaga TNI dan POLRI.
Semua untuk kepentingan kebaikan NKRI.
Meski demikian perlu juga kita peduli.
Bagaimana nasib wong cilik yang tidak punya gaji.
Apakah mereka bisa makan dan penuhi kebutuhan sehari-hari.
Waktunya kita semua punya rasa peduli yang tinggi.
Bahkan jika bisa melibatkan banyak institusi.
Membantu sekian banyak orang-orang yang terdampak pandemi.
Entahlah pagi ini aku berjalan dengan istri.
Melihat kota Malang amat sangat sepi.
Mungkinkah ini dampak PPKM bulan Juli.
Namun terbetik dalam hati apakah mereka yang biasa jualan tidak kerja lagi.
Apakah mereka bisa memenuhi kebutuhanya sehari-hari.
Dimana BAZIS, LAZISNU, LAZISMU dan masih banyak lagi.
Betulkah mereka semua punya pikiran membantu yang tersisih sekarang ini.
Bahkan kemana MAK JUMINTEN, PAK NONO yang biasa jual kue di pagi hari.
Maaf...maaf...apakah mereka semua sudah tidak ada alias mati.
Mungkinkah mereka kelaparan dan hidup di pinggir kali.
Berkali-kali menulis puisi sebagai protes pada diri sendiri.
Mengapa tidak bisa membantu mereka yang sekarat bahkan mati.
Bahkan terancam dengan banyak masalah yang selalu menindih.
Ya Allah...ampuni semua ketidakperdayaan diri...dan aku kembali.
Bertaubat dari ketidaksolehan sosial yang terus menggantui.
Malang, 4 Juli 2021
'Abd Al Haris Al Muhasibiy