MALANG I JATIMSATUNEWS.ONLINE: Beragam sampah dikumpulkan di jalan kampung RT 23 desa Pujon Lor Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Kertas, kresek, aneka bungkus, pecahan kaca, botol beling atau plastik, gelas plastik bahkan hape rusak juga ada.
Agar nilai jual tinggi, pengurus Bank Sampah berinisiatif memilah dan memilih sampah. Ini dilakukan karena pengalaman penimbangan pertama dahulu bobot banyak mati ketika dijual ke pengepul.
Risma, hijab merah
"Supaya tidak tekor ketika akan membayar ke nasabah, maka sampah kita pilah pilih. Karena kalau dibersihkan dahulu, terutama yang botol-botol ini harganya selisih banyak dengan yang kotor," tutur Risma, ketua bank Sampah RT 23.
"Supaya tidak tekor ketika akan membayar ke nasabah, maka sampah kita pilah pilih. Karena kalau dibersihkan dahulu, terutama yang botol-botol ini harganya selisih banyak dengan yang kotor," tutur Risma, ketua bank Sampah RT 23.
Saat membersihkan botol-botol itulah Risma, Uul, Ida dan beberapa orang yang ikut kerja bakti menemukan penyebab utama kenapa bobot timbangan bisa mati banyak.
"Lha ini apa, botol-botol masih banyak airnya, bobotnya jadi berat. Yang kita jual botol bukan air, jadi kita pisah yuk," cetus Anis Hidayatie, relawan asal desa sebelah yang ikut membantu edukasi pilah pilih.
Selanjutnya, ibu-ibu itu getol mengeluarkan air dari dalam botol. Memisahkan label dan menempatkan tutup-tutup botol ke dalam kresek tersendiri.
Berlangsung hingga hampir pukul 12.00 penimbangan yang dimulai pukul 09.00 pagi itu sukses mendapatkan banyak sampah. Tenggat waktu 1 bulan yang diberikan pada nadabah, rupanya cukup membuat volume sampah yang dihasilkan lumayan banyak.
"Ke depan karena warga sudah meningkat kesadarannya untuk mengumpulkan sampah bernilai jual, mungkin akan kami ajukan 2 minggu sekali," jelas Risma.
Akan dibagi satu tahun jelang puasa, nasabah bank sampah warga RT 23 itu merasa senang karena hanya dari sampah bisa mendapat uang.
"Lumayan, untuk beli kue lebaran nanti," tutur salah satu nasabah.
Anis Hidayatie