Seperti terdengar ketukan suara.
Terdengar tanda-tanda malam bersejarah.
Tanggal 27 Ramadhan 1442 tahun hijriah.
Terbangun dengan bergegas lalu berpindah.
Ya...Allah malam inilah yang sesungguhnya dicari manusia.
Malam yang sangat mulia lebih baik dari 1000 bulan lamanya.
Malam ini malam penentuan hidup kita.
Apakah kita nanti di surga atau di neraka.
Apakah hidup kita akan bahagia atau sengsara.
Malam Lailatul Qodar bukan sekedar saja.
Malam yang amat sangat menentukan manusia.
Jika saja malam ini orang biasa-biasa saja.
Tidak lagi menggunakan malam penuh ibadah.
Maka akan menyesal dan bahkan menjadi nestapa.
Jika mampu mengisi dengan banyak pahala.
Maka nasib hidup akan berubah menjadi kekasih Dia.
Aku istighfar dalam batin dan berdo'a.
Aku mengajak bangun seluruh keluarga.
Aku serukan teman dan kenalan dimana saja.
Aku cari media pengingat yang sangat muda.
Aku unggah berbagai you tube berisi ceramah.
Aku tulis puisi mungkin saja bisa menggugah.
Aku terus baca apa saja yang berfaidah.
Aku .....aku.....aku.....mendekat kepada Allah ta'ala.
Aku kosentrasi sepanjang malam penuh berkah.
Aku........
Ya Allah....terimakasih Engkau bangunkan.
Para malaikat bunyikan suara peringatan.
Tanda-tanda Malam Penentuan kehidupan.
Bukan sekedar ilusi namun ini kenyataan.
Engkau turunkan beribu Malaikat tanpa hitungan.
Menyiapkan rahmat dan nikmat sebuah asupan.
Kebahagiaan hidup tenang tanpa KETAKUTAN.
Lailatur Qodar bukan Sekedar.
Namun penuh Rahmat terus tak pernah pudar.
Malang, 27 Ramadgan 1442,
'Abduka 'Abd Al Haris Al Muhasibiy