PASURUAN I JATIMSATUNEWS. ONLINE: Terik mentari sebuah kawasan nun di ujung desa Tambak Rejo bernama Dung Pasar berkumpul Ibu-ibu waktu itu. Minggu 19/4/2021.
Memulai menabung sampah tak bernilai, kresek, plastik bungkus gula, plastik minyak, kertas atau kardus tipis- tipis sisa orang slametan juga glangsi kotor sisa pasir. Barang yang biasanya dibuang ke sungai atau dibakar.
Barang yang pemulungpun enggan mengambil. Oleh ibu-Ibu warga Dung Pasar barang itu ditabung. Ditimbang lalu dicatat untuk kemudian mendapatkan uang. Rencana setahun sekali uangnya akan diambil.
Kegiatan itu rencananya akan dijadikan kegiatan rutin. Embrio Bank Sampah. Untuk itu akan diorganisir agar tertib, sehingga ibu-ibu itu mengajukan ijin ke RT untuk pengelolaan.
"Saya dukung kegiatan ini, supaya lingkungan bersih dan warga juga punya tabungan dari sampah menjadi uang," cetus ketua RT.
"Karena lingkup yang ditangani masih di sini saja dan kebetulan saya tinggal di sini, maka saya ijin ke RT untuk pengelolaan," tutur Nurfaidah ketua bpd desa setempat yang peduli sampah.
"Nanti kalau tempat lain ingin berbuat seperti ini, Kami akan ajukan ke Desa untuk membentuk Bank Sampah," lanjutnya.
Warga, terutama Ibu-ibu berharap kegiatan ini bisa berlanjut. Supaya sampah ada manfaatnya. Tidak lagi kesulitan membuang.
"Dibakar itu asapnya mengganggu, dibuang ke sungai sekarang sulit. Sejak dibangun tembok besar di pinggir sungai ini, susah buang ke Sungai, " jelas seorang ibu yang rumahnya di pinggir sungai.
Menabung sampah, menjadi pilihan yang disukai warga Dung Pasar.
"Tidak perlu membuang malah dapat uang," celetuk Nur, salah seorang Ibu yang ikut menimbang sampah.
Anis Hidayatie