MALANG I JATIMSATUNEWS.ONLINE: Akan menurunkan daya promosi, itu yang tersirat dari penjelasan Sudono Kasi Pencegahan BPBD Kabupaten Malang saat Webinar AJI, Aliansi Jurnalis Independen wilayah Malanh bekerja sama dengan Google News Initiative lewat Zoom Selasa, 30/3/2021 kemarin.
Acara yang terbuka untuk umum itu bertajuk Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami di Malang. Dilaksanakan pukul 14.00 sampai 16.00 WIB, live Zoom Meeting dan YouTube AJI Indonesi. Menghadirkan Pembicara, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates, Ma’Muri. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Bambang Istiawan. Geologist Merdeka, Andang Bachtiar. Dimoderatori oleh Neny Fitrin, AJI Malang – Jurnalis Jawa Pos Radar Malang.
Berlangsung hangat dan informatif acara ini memaparkan tentang perlunya kesiapan semua elemen masyarakat menghadapi bencana.
Terkait kurangnya papan peringatan bencana yang dipasang di lokasi-lokasi wisata. Khususnya jalur selatan Kabupaten Malang ini dikarenakan pengelola wisata merasa kurang nyaman dengan papan peringatan tersebut. Akan menurunkan minat pengunjung datang, itu alasan utama.
Padahal tidak ada satu jengkal pun wilayah yang ada di Kabupaten Malang bebas dari gempa. Untuk itu BPBD mengutamakan peningkatan kapasitas masyaratan untuk siap menghadapi bencana. Misal dengan pembentukan desa tangguh bencana.
Pemasangan alat peringatan bencana semacam EWS, Early Warning Sistem untuk peringatan dini Tsunami pun dinilai tidak efektif. Karena cepat rusak.
" Kabupaten Malang mempunyai 2 EWS, yakni di Pantai Tambar Sumber manjing wetan dan di Bale kambang. Laporan terkini dari relawan alat itu rusak karena cuaca. 3 minggu lalu alat itu roboh jadi diamankan," jelas Sudono.
Mitigasi bencana menjadi hal yang wajib dilakukan. Agar tidak gugup kalau bencana datang. Dalam hal ini penanggulangan bencana bukan saja tanggung jawab pemerintah namun juga masyarakat.
4 pilar yang diharapkan terlibat yakni pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan media. 31/3/2021
Anis Hidayatie