Itu yang terlihat pada kegiatan Pelatihan Pengembangan Pangan Lokal yang diadakan DKP, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang. Di Dusun Bayan, Desa Ngantru Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang pagi tadi, Selasa 22/2/2021.
Bertempat di rumah Lilis, kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 20an orang peserta yang semuanya perempuan. Setelah memenangkan juara 1 lomba KRPL tingkat Kabupaten Malang Kategori pemanfaatan pekarangan, warga dusun Bayan ini mendapatkan pelatihan dari DKP. Untuk bisa menemukan produk unggulan yang bisa dijadikan ciri khas dusun ini.
Materi B2SA
Mendukung tujuan Tim DKP yang datang ke Ngantru hari ini. " Kami datang ke Ngantru dengan 3 tujuan, yakni : menentukan calon lokasi pekarangan pangan lestari, memberi materi bagaimana masyarakat bisa mengelola pangan dan mengkonsumsi menu B2SA, Beragam, Bergizi, Seimbang dan aman, juga bagaimana mengkonsumsi pangan non beras," tutur Diah Desianti Puspitasari, Kabid Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan Kabupaten Malang.
Mendukung tujuan Tim DKP yang datang ke Ngantru hari ini. " Kami datang ke Ngantru dengan 3 tujuan, yakni : menentukan calon lokasi pekarangan pangan lestari, memberi materi bagaimana masyarakat bisa mengelola pangan dan mengkonsumsi menu B2SA, Beragam, Bergizi, Seimbang dan aman, juga bagaimana mengkonsumsi pangan non beras," tutur Diah Desianti Puspitasari, Kabid Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan Kabupaten Malang.
Pelatihan yang diberikan yakni membuat Kripik Singkong Gadung dan membuat minuman sari jeruk Lemon. Dua produk itu dipilih karena ada harapan lain.
Narsum Ifah, Kabid Desy dan tuan rumah Lilis
"Kami ingin warga bisa menentukan potensi lokal dengan penganekaragaman pangan. Jeruk lemon banyak di desa ini juga singkong, harapanya kebutuhan hidup bisa terpenuhi dari sini dan memberi nilai tambah ekonomi," lanjut Desy
Pelatihan diberikan oleh Ifah, pelaku UMKM dengan brand Kahuripan asal Singosari yang telah 16 tahun berpengalaman berkecimpung dalam dunia pengolahan pangan. Perempuan ini memandu dengan sabar dan telaten.
Beberapa kesalahan yang dilakukan peserta pada saat menggoreng, seperti mencemplungkan terlalu banyak atau memasukkan bahan kripik terlalu terburu dibetulkan oleh Ifah.
"Kelihatannya sepele ya, tapi kalau memasukkan bahan terlalu banyak itu bisa mengakibatkan kripik tidak renyah. Memasukkan juga tidak boleh terburu, itu membahayakan, minyak bisa mengenai muka," jelas Ifah.
Step by step peserta akhirnya bisa membuat kripik dan minuman dengan benar. Hasilnya cantik, rasanya enak, peserta suka.
Lilis, peserta yang rumahnya digunakan pelatihan merasa sangat bahagia," acara ini luar biasa. Banyak ilmu yang kami dapat. Banyak yang belum diketahui. Rencana ingin membuat produk unggulan ini. Bahan bakunya banyak di pekarangan penduduk," terang Lilis disepakati ibu-ibu peserta yang lain.
Acara yang berlangsung mulai pukul 8.00 pagi hingga pukul 12 itu berlangsung lancar. Setiap peserta berkesempatan merasakan produk yang telah mereka hasilkan. 23/2/2021
Anis Hidayatie